"Kehidupan, mungkin adanya kehidupan karena kehidupan itu sendiri, dan definisi kehidupan itu masih belum di definisikan, mengapa dan kenapa " Hasan

Jumat, Maret 03, 2017

Manusia terlalu Manusiawi

Aku berjalan menyusuri lorong ruang
Yang pada proses itu
Aku menyadari bahwa waktu merupakan ruang
Kuhabiskan ruang waktu untuk menyusuri ruang lainnya
Sampai akhirnya aku menyadari
Bahwa aku tidak pernah beranjak dari tempatku

Manusia belum sepenuhnya menyadari siapa dirinya, makhluk apa itu dirinya, hanya beberapa gelintir manusia yang menyadari hal itu sepenuhnya, mungkin bisa dihitung dengan hitungan jari. Coba lihat perbandingannya dengan populasi total manusia yang ada di muka bumi
Image result for agus sunyoto

Agus Sunyoto dalam buku 7loginya , buku ketiga mengkisahkan tentang betapa manusia itu masih belum sadar dengan kisah orang buta yang diundang raja untuk makan bersama raja:

“suatu hari sekawanan orang buta diundang ke pesta jamuan bersama raja. Pada hari yang ditentukan merekapun datang ke kerajaan. Meja-meja telah ditata indah dan rapi, hidangan lezat dimana-mana dan raja duduk di ujung meja tersebut. Sekawanan orang buta mulai memasuki ruang, selangkah demi selangkah hingga salah satu dari mereka menabrak meja makanan sehingga menumpahkan makanan yang ada di meja. Raja hanya tersenyum. Kemudian orang buta mulai menyalahkan penata meja. Kawanan orang buta lain juga ikut menyalahkan penata meja’

Itulah letak manusia sekarang di alam semesta ini, semua sudah tertata indah dan rapi tanpa keburukan sedikitpun tetapi kebanyakan manusia masih buta seperti halnya orang buta yang ada dalam kisahnya agus sunyoto tersebut. Jika hal itu bisa dikatakan wajar, karena manusiawi maka apakah jika orang buta mulai mengobrak abrik seluruh kerajaan juga bisa dikatakan wajar karena kebutaan ?

Image result for aristotle

Semua konsep kebutaan manusia sudah mulai dikaji oleh par pemikir pada zamannya. Pada awalnya kitab suci etika Nichomacean Aristotle mengkonsep bagaimana manusia seharusnya beretika tetapi Aristotle juga belum bisa menemukan dirinya di dalamnya, kemudia ada konsep Insan Kamilnya Ibnu Arabi tetapi beliau juga belum bisa mencapainya yang paling terbaru ada konsep “manusia yang melampaui” (Overman) miliknya Nietzsche juga menyatakan kesempurnaan manusia tetapi Nietszhe juga belum menemukan konsep itu pada manusia bahkan dirinya masih jauh dari konsep overmannya, Nietzsche mengatakan bahwa sesungguhnya overman adalah seorang bayi.
Image result for Ibnu arabi


Rumi dalam Mastnawi menyairkan beberapa kesadaran yang harus ditempuh oleh manusia, seperti salh satu syairnya yang kurang lebih seperti ini

“ lihatlah, Kecantikan mana yang tidak memudar
Bangunan apa yang tidak runtuh”

Tetapi dalam beberapa hal manusia belum sadar akan kekurangan tentang kebutaan manusia itu sendiri. Jika dimulai dengan diri sendiri, apakah manusia sudah sepenuhnya bisa mengendalikan tubuhnya? Tentu saja tidak, hanya pikiran yang bisa dikendalikan oleh manusa, semuanya yang berhubungan dengan alam semesta yang ada dalam tubuh manusia, manusia masih belum bisa mengendalikan. Manusia hanya setitik noktah kecil dari seluruh alam yang bersifat seperti orang buta.

Terus apakah manusia itu? Manusia tidak lain halnya dengan hanya sebuah makhluk , masih belum menjadi manusia sepenuhnya, jangan terlalu manusiawi terjebak dengan apa yang biasanya disebut keinginan. Jika kebanyakan manusia terjebak dengan sebuah keinginan, lalu apa yang akan terjadi dengan senyum sang raja ? masih mending jika sang raja akhirnya tertawa, tetapi jika sang raja bosan untuk tersenyum, coba bayangkan.

Manusia yang terlalu manusiawi akan merusak karena tidak ada kesadaran diri.
Dalam berdiri aku bersujud
Dalam berjalan akupun juga bersujud
Dalam berlali, aku masih mencari kenapa aku bersujud
Dalam sujudku, aku menemukan
Bahwa aku terlalu angkuh
G3

 2 march 2017

0 komentar:


Designed by
Blog Need Money | Distributed Deluxe Templates