"Kehidupan, mungkin adanya kehidupan karena kehidupan itu sendiri, dan definisi kehidupan itu masih belum di definisikan, mengapa dan kenapa " Hasan

Senin, Februari 27, 2017

Maaf Padanya



Kapal Kita Sudah berlayar
Pelabuhan Sudah kita bakar
Apakah Kita akan Rindu Jalan Pulang?
(Friedrich W Nietszche)

Prosa indah Nietszche yang ada di salah satu bukunya seolah-olah 2 kalimatnya berkata kepadaku “kita akan pergi dan tak akan kembali! Siapkan komitmenmu!” tetapi ditambahi dengan kalimat ketiga yang sangat menusuk yang menurut saya mempertanyakan komitmen orang-orangnya seperti “kamu ragu?”. Kalimat ketiga bagaikan skak yag mengancam raja dan ratu dalam papan catur yang membuat pemainnya berfikir dua sampai sepuluh kali untuk melanjutkan langkahnya.
                
 Berlaya yang berarti meninggalkan tempat asal adalah kegiatan yang memiliki tujuan yang tidak pasti, dalam banyak bukunya Nietszche mengatakan dengan aphorismenya (kata-kata selubung) bahwa menurutkulaut merupakan hal yang sangat indah, hal yang paling indah, tetapi megerikan, ia (laut) dibalik keindahannya merupakan hal bagaikan monster yang cantik, jika kamu beruntung maka kamu akan menemukan suatu hal yang baru maka dengan hal yang baru itu banyak yang akan terjadi di hidupmu, berubah menjadi orang terkenal ataupun orang kaya. Tetapi jika tidak! Kamu akan terus menerus mengambang tanpa ada tujuan yang jelas dan akhirnya berakhir diatas laut
                
 Serta kalimat ketiga mempertanyakan komitmen, berapa banyak taruhan yang akan dipertaruhkan? Itulah artian luas dari prosa tersebut tentang laut, cita-cita dan pertaruhan tetang kehidupan.

                
 Tetapi ketika aku ikut membakar pelabuhan kotaku hingga hancur lebur bersamanya dengan sejumlah cara untuk menunjukkan komitmenku, dan setelah itu  aku ikut berlayar dengan kapal indah yang dia punya, akupun tertawa melihat kebakaran yang telah kita buat. Tetapi setelah beberapa bulan aku berlayar bersamanya, aku menemukan hal hal baru yang sangat indah memang, tetapi setelah menerima banyak keindahan itu akupun mulai berfikir tentang kalimatnya yang mempertanyakan tentang rindu, akupun menjawabnya dengan sangat pasti bahwa aku sangat merindukan jalan pulang. Aku sangat terlalu takut untuk berhadapan dengan keindahan yang ada di depan mataku tanpa tujuan, walaupun memang indah tetapi aku sangat merindukan jalan pulang
                 
Dengan tegas sekali lagi bagwa aku mengatakan bahwa aku sangat merindukan jalan pulang karena memang terlalu lama aku berada disisinya menikmati segala hal indah, yang baru kudapat saat bersamanya karena di tempat asalku tidak mungkin ada hal hal yang seperti ini
                
 Dan akhirnya aku minta maaf kepadanya, meminta api dari koreknya setelah kulumuri diriku dengan minyak. Dengan banyak hal indah yang kudapatkaan disisinya akau sangat berterimakasih dan setelah kata itu tersirat di mataku aku mulai membakar diriku dengan api sampai diriku menjadi abu.

Di bawah sinarnya 0:15
27 februari 2017

0 komentar:


Designed by
Blog Need Money | Distributed Deluxe Templates