"Kehidupan, mungkin adanya kehidupan karena kehidupan itu sendiri, dan definisi kehidupan itu masih belum di definisikan, mengapa dan kenapa " Hasan

Senin, Januari 16, 2017

Senandung Perindu

Bolehkah aku hanya berbaring diatas bumi, setengah terpejam sembari menikmati keindahan yang terus berlangsung di atas bumi? Merekapun tahi dengan pasti bahwa tanpaku, tanpa kehadiranku, kasih, keindahan akan terus berlangsung dengan sebagaimana mestinya. Yang menyedihkan buatku adalah mereka juga tahu, dengan pastinya, tanpamu juga, Kasih, Dunia ini akan tetap indah, menjalankan keindahan dengan sebagaimana mestinya.


            Setelah hanya seperempat terpejam, akupun merenung. Merenenung tentangmu, Kasih, dan tentu saja cita citaku. Aku memiliki cita-cita yang terlalu tinggi untuk sekedar manusia, sampai-sampai aku tidak bisa hidup di masa sekarang ataupun masa depan. Tetapi kehadiranmu, Kasih, merubah segalanya, merubah setiap detik kecita-citaanku, cita-citaku hancur tetapi aku telah merasa, merasakaannya di masa sekaranglah aku sempat berbahagia, berbahagia sebagai manusia, berbahagia untuk hidup, dan tentu saja berbahagia untukmu.

            Jika kau tahu, kasih, mengapa hadirmu membuatku bahagia? Kau mungkin akan enggan menemuiku lagi. Karena itu adalah suatu alasan yang mungkin sangat kau benci, maafkanlah aku Kasih. Bukan karena apapun tetapi hanya saja, aku adalah seseorang, seseorang yang belum sempat menjadi manusia, dan seseorang yang hanya bisa berfikir, tentu saja memikirkan segalanya. Karena setiap apa yang akan kugerakkan, akan dengan pasti menjadi keabadian, aku takut dengan itu. Tapi sekali lagi hanya itulah yang bisa kukatakan padamu, maafkanlah aku, Kasih.

            Tetapi, Kasih. Untuk beberapa saat akupun sampai pada pemikiran kenapa harus kamu? Kenapa juga harus aku? Jika suatu saat kau menemukan jawaban tentang kenapaku ini, kuharap kamu sudah tidak mengetahui keberadaanku. Karena banyak hal yang harus kukejar untuk menjadi manusia sepertimu, dan juga karena aku memanglah sudah membunuh diri sendiri sejak sebelum kehadiranmu sampai saat kaupun hadir dalam setiap sekarangku dan ketidakhadiranmu dalam kesekaranganku. Tak terhitung berapa kali aku membunuh diri, membunuh setiap nadiku dan tiap jiwa yang telah meng-aku. Aku memang tak pernah hidup, kasih, aku sudah menyadari hal itu.

            Kasih, apapun dan apapun yang telah kusampaikan ini, jangan kau jadikan sesuatu yang mengganjal, bukan karena apapun juga, tetapi karena keberadaanku yang hanya esensi. Dan semenjak bertemu denganmu, kasih, kaulah cita-citaku yang akan datang dan yang akan datang lagi. Dan biarah untuk kali ini aku memejamkan matan dan bermimpi, tentu saja bermimpi tenatang cita-citaku dan aku.
Membunuh malam
16 Lanuari 2017

0 komentar:


Designed by
Blog Need Money | Distributed Deluxe Templates