“Rajaku, Bagaimana mungkin kau bisa duduk tenang di atas,
padahal rakyatmu menderita kelaparan dan kehausan di luar sini?” tanya hasan.
Hasan
adalah seorang budak yang berusia 17 tahun. Dia memberanikan diri bertanya
kepada Raja Grafik V. Bukan tanpa sebab hasan memiliki jiwa pemberontak seperti
itu, karena di kerajaan yang dipimpin oleh Raja Grafik V memang dianjurkan
untuk menyampaikan keluh kesah dari yang termudah sampai yang paling keras,
karena di kerajaan ini seorang raja hanyalah simbol penampung yang bisa
menggerakkan mesin kerajaan.
Raja
Grafik V hanya tersenyum melihat pemuda itu
“ dan
kau yang disebut Raja di kerajaan ini hanya tersenyum melihat keadaan seperti
ini” hasan menimpali
Setelah
puas mengamati pemuda itu Raja Grafik V menemukan kata-katanya dan berkata
kepada hasan.
“dan
bagaimana bisa kau menanyakan hal seperti itu kepada Rajamu? Kau seorang budak
bukan? Namamu hasan kalau tidak salah” kata Raja
“Benar
sekali Rajaku, aku hanyalah seorang budak. Tetapi bukankah hukum disini diperbolehkan
berpendapat bebas, walaupun langsung kepada raja?” hasan menjawab dan bertanya
“iya
benar anak muda. Hukum ini ditetapkan agar Raja dan Rakyat tidak begitu jauh
perbedaannya” jawab Raja Grafik V
“ tidak
rajaku, banyak perbedaan antara Raja dan Rakyat. Rakyat sering kelaparan dan
kehausan sedangkan raja tidak” jawab hasan
“ Aku
suka pemikiran itu” kata Raja Grafik V
“Uruslah
rakyatmu rajaku, jangan hanya duduk tenang diatas singgasanamu saja” hasan
protes
“Bagaimana
jika aku turun dari sini dan kau naik diatas?” sang Raja bertanya
“aku?”
hasan menjawab gemetar
Hasan berfikir
sejenak, permintaan raja sangat menggiurkan. Duduk diatas singgasana raja
adalah impian para budak dan rakyat. Tetapi hasan menjawab
“ tidak
rajaku. Maaf menolak permintaanmu, aku seorang budak tidak seharusnya duduk
diatas singgasana Raja. Aku hanya ingin kau sebagai raja kami mengurus
rakyatmu. Mengurus kami yang tidak makan selama tiga hari” hasan mencoba
mengingatkan
“kalau
begitu, aku saja yang turun dan mengobrol denganmu” jawab raja Grafik V
Raja
Grafik V turun dari singgasana dibantu oleh patihnya. Dan setelah beberapa saat
Raja Grafik V sudah berada di depan mata hasan dan raja mempersilahkan hasan
duduk bersila ditemani olehnya.
“
bolehkah aku minta pendapatmu tentang masalah ini?” tanya Raja Grafik V
“beri
saja kami makan dan minum rajaku, agar kami tidak menderita” hasan menjawab
“aku
pernah baca data tentangmu. Kau pandai matematika bukan ?” tanya raja Grafik V
“diantara
para budak akulah yang paling pandai matematika rajaku, paling tidak itulah
pemikiranku” jawab Hasan
“ kalau
begitu sebutkan berapa banyak rakyat dan budakku dan kenapa hanya kau yang
mengeluh tentang keadaan ini” perintah Raja Grafik V
“ Kau
memiliki 95 budak di luar kerajaan. Aku adalah salah satunya. Dan memiliki
rakyat sebanyak 1900 manusia saat ini walaupun pada awalnya kau memiliki 2500
rakyat” Teguh Hasan
“ aku
hafal hampir semua nama dan wajah semua rakyatku. Dan kau belum sebutkan
alasanmu? “ tanya Raja Grafik V
“ Aku
muak dengan masalah ini Rajaku. Bukankah raja seharusnya melindungi rakyatnya? Bukannya
hanya duduk diam diatas singgasananya?” alasan hasan
Raja
tersenyum kepada hasan dan bertanya lagi kepada hasan
“ kau
pandai matematika pastinya kau tahu tentang apa yang namanya variabel, berapa
banyak variabel yang kau ambil dari permasalahan yang ada di kerajaanku ini?”
Hasan terdiam
tanpa berkata-kata dan mencoba berfikir
Raja
menimpali dengan sedikit bercanda “
santai saja, pemuda boleh salah, andai kau 20 tahun lebih tua dari usiamu saat
ini dengan kecedasanmu dan keberanianmu yang terus meningkat seiring
bertambahnya usia. Kau pasti akan memberontak karena masalah ini”
Hasan
Menjawab “ pemuda boleh salah? Tetapi aku tidak mau salah, dan iya seandainya
saat inipun jika aku mempunyai pendukung aku pasti akan memberontak
pemerintahanmu Rajaku”
Raja
tertawa terbahak bahak
“
pemikiran yang indah untuk seorang budak, kau seharusnya tidak menjadi budak
dengan pemikiranmu itu. Kumpulkanlah pendukungmu anak muda, memberontaklah, didiklah
penguasa dengan cara pemberontakan. Dan kalau kau suka membaca, dalam sejarah
mengatakan kaum budaklah yang selalu berkuasa” Kata Raja
Hasan tidak
dapat berkata-lata, dia sangat menyadari bahwa di depannnya adalah Seorang
Raja. Raja yang memerintah damai kerjaannya dengan kurun waktu yang lebih lama
dari pendahulunya. Raja yang selalu mendapatkan kepercayaan penuh dari
rakyatnya selain dirinya karena permasalahan ini.
“
bagaimana anak muda? Untuk menjawab tentang banyaknya variabel permasalahan
saja kamu tidak bisa apalagi pemberontakan, sebuah pemberontakan memiliki
variabel yang rumit, antara variabel positif dan negatif. Coba pikirkan itu,
aku tahu otak kecilmu itu bisa
memikirkan hal itu.” Raja Grafik V berkata sembari tersenyum
Hasan yang
tadinya sangat bersemangat, menjadi enggan berbicara dengan Raja Grafik V
karena logika yang dipakai Raja Grafik V belum sempat dia jamah, sebelum
mengeluh.
“ hukum
disini memperbolehkan pendapat bebas bahkan untuk disampaikan kepada seorang
raja sekalipun. Dan juga hukum disini mengatakan di kitab undang-undangnya. Raja
tidak boleh berterimakasih secara langsung kepada siapapun diluar anggota
keluarga Raja dan Rakyat tidak boleh meminta maaf kepada Raja. Hal itu dibuat
agar rakyat dan Raja setara, Raja diharuskan hanya boleh meinta maaf”
Setelah
berkata seperti itu Raja berdiri dari duduk silanya, dan mencobakembali ke
singgasananya. Setelah duduk Raja Grafik V berkata kepada hasan.
“ lima tahun lagi, ketika anakku
memimpin kamu akan menjadi penasehatnya, tidak [erlu kamu meminta maaf, karena
hukum disini mengatakan seperti itu, dan pemuda boleh salah. Andai kau tahu,
masalah tentang kelaparan ini yang terjadi 3 hari ini, pihak dalam kerajaan
sudah mengetahuinya sebulan yang lalu. Sejak sebulan yang lalu keluarga raja tidak
makan makanan pokok, bawahanku di kerajaan kuwajibkan untuk makan dua hari
sekali, iu semua kuberikan kepada rakyatku hingga terjadi kelaparan yang
mendera saat ini”
Hasan berfikir sejenak, itulah
variabel yang tidak diketahuinya. Tetapi mungkin saja sang raja membual dan
berkata bohong kepadanya hari ini.
“ sekarang tanyakan kepada
bawahanku jika kau pikir aku berbohong, tetapi daripada kau melakukan hal yang
sia sia itu, lebih baik kamu pulang, dan sekali lagi kukatakan tidak perlu
meminta maaf karena pemuda boleh salah. dan ini perintah, jangan kau katakan
informasi ini kepada siapapun biar kami yang menangani masalah ini”
Angkasa Imajinasi
Dibawah hujan
12 Lanuary 2017
0 komentar:
Posting Komentar