"Kehidupan, mungkin adanya kehidupan karena kehidupan itu sendiri, dan definisi kehidupan itu masih belum di definisikan, mengapa dan kenapa " Hasan

Sabtu, Desember 10, 2016

Orang beruntung



Apakah kau pernah mendengar tentang orang-orang yang beruntung? Tentang bagaimana kehidupan mereka atau tentang apa sebenarnya makna dari keberuntungan? Apakah keberuntungan itu memang ada?
..............

Datanglah orang beruntung itu ke pasar dekat pesisir laut hindia dan memamerkan keberuntungannya diteengan orang-orang yang telah tidak beruntung yang ada di pasar sambil membawa lentera di tangan kanannya di pagi hari.
“aku orang yang beruntung” teriak orang yang beruntung
Seantero pasar tidak menggubrisnya, kesal dengan sifat acuh orang-orang di pasarr, orang beruntungpun berteriak lebih keras berulang kali
“Aku orang yang beruntung, tidak ada orang yang seberuntung diriku”
Teriakan itu mengganggu kegiatan pasar dan orang-orang pasarpun geram dengan tingkah laku orang baru itu. Akhirnya orang-orang pasar mengerumuninya.
“Beruntung apanya, yang kaumiliki hanya sebuah lentera malah membawanya di pagi hari”
Orang-orang itu ganti mentertawakan orang yang beruntung tadi
“memang apa ada orang yang lebih beruntung dari aku? Tanya orang beruntung itu
Tawa kerumunan orang-orang itu semakin menjadi meriah
“banyak” sahut orang pasar yang ada di pojok kerumunan
“orang disana memiliki sejumlah rumah, penjual disana memiliki sejumlah mobil, bahkan Tukang parkir itu memiliki istri dua”
Gelak tawa semakin meriah dalam kerumunan itu
“Dan mengapa mereka lebih beruntung?” tanya serius orang beruntung
“tidakkah kau lihat, bandingkan dirimu dengan mereka” sahut seorang di pasar
“dan kamu?” tanya orang beruntung
“aku memang tidak seberuntung mereka, bahkan kami memang tidak seberuntung mereka, tapilebih beruntung daripada kamu pastinya”
Gelak tawa semakin meriah menertawakan orang beruntung itu bak orang beruntung adalah orang gila
Tetapi akhirnya orang beruntung pun terdiam sejenak, dan akhirnya orang beruntung itu tertawa terbahak menertawakan orang-orang pasar dan menyalakan lenteranya lebih terang sambil mengelilingi kerumunan orang-orang pasar itu.
“Waktuku belum tiba, petir saja membutuhkan waktu untuk menyambar, cahaya membutuhkan waktu untuk bersinar, sekali lagi waktuku belum tiba”
Orang beruntung itupun pergi meninggalkan kerumunan otang-otang pasar sambil mebawa lentera dengan kedua tangannya
Pertigaan komplek G
8 desember 2016

0 komentar:


Designed by
Blog Need Money | Distributed Deluxe Templates