Apakah kau pernah mendengar tentang
orang-orang yang beruntung? Tentang bagaimana kehidupan mereka atau tentang apa
sebenarnya makna dari keberuntungan? Apakah keberuntungan itu memang ada?
..............
Datanglah orang beruntung itu ke pasar dekat pesisir laut hindia dan memamerkan keberuntungannya diteengan orang-orang yang telah tidak beruntung yang ada di pasar sambil membawa lentera di tangan kanannya di pagi hari.
“aku orang yang
beruntung” teriak orang yang beruntung
Seantero pasar
tidak menggubrisnya, kesal dengan sifat acuh orang-orang di pasarr, orang
beruntungpun berteriak lebih keras berulang kali
“Aku orang yang
beruntung, tidak ada orang yang seberuntung diriku”
Teriakan itu
mengganggu kegiatan pasar dan orang-orang pasarpun geram dengan tingkah laku
orang baru itu. Akhirnya orang-orang pasar mengerumuninya.
“Beruntung apanya,
yang kaumiliki hanya sebuah lentera malah membawanya di pagi hari”
Orang-orang itu
ganti mentertawakan orang yang beruntung tadi
“memang apa ada
orang yang lebih beruntung dari aku? Tanya orang beruntung itu
Tawa kerumunan
orang-orang itu semakin menjadi meriah
“banyak” sahut
orang pasar yang ada di pojok kerumunan
“orang disana
memiliki sejumlah rumah, penjual disana memiliki sejumlah mobil, bahkan Tukang
parkir itu memiliki istri dua”
Gelak tawa semakin
meriah dalam kerumunan itu
“Dan mengapa mereka
lebih beruntung?” tanya serius orang beruntung
“tidakkah kau
lihat, bandingkan dirimu dengan mereka” sahut seorang di pasar
“dan kamu?” tanya
orang beruntung
“aku memang tidak
seberuntung mereka, bahkan kami memang tidak seberuntung mereka, tapilebih
beruntung daripada kamu pastinya”
Gelak tawa semakin
meriah menertawakan orang beruntung itu bak orang beruntung adalah orang gila
Tetapi akhirnya
orang beruntung pun terdiam sejenak, dan akhirnya orang beruntung itu tertawa
terbahak menertawakan orang-orang pasar dan menyalakan lenteranya lebih terang
sambil mengelilingi kerumunan orang-orang pasar itu.
“Waktuku belum
tiba, petir saja membutuhkan waktu untuk menyambar, cahaya membutuhkan waktu
untuk bersinar, sekali lagi waktuku belum tiba”
Orang beruntung
itupun pergi meninggalkan kerumunan otang-otang pasar sambil mebawa lentera
dengan kedua tangannya
Pertigaan komplek G
8 desember 2016
0 komentar:
Posting Komentar