Kemarin, mulai hari jum’at saya ke Jogja dan setelah
putar-putar jogja langsung perjalanan ke magelang, banyak hal yang membuatku
takjub akan 2 kota tersebut dan ada beberapa hal yang mengganjal. Ini juga
niatnya untuk penelitian karena temanku desky membuat penelitian tentang golden
ratio di candi Borobudur walau hasilnya negative, bukan seperti perhitungannya
prof buya hamka yang mengatakan bahwa candi Borobudur memiliki “rasio emas yang
sering dikatakan angka Tuhan”, tetapi nyatanya kita kesana malah tidak meemukan
rasio itu, dalam kesimpulan akhirnya, Borobudur adalah PURE ART of HUMAN
Jogja, kota pelajar, sering sih dulu ke sana karena ada
budhe, dan mbah lik, pertama memasuki kota itu langsung mampir ke prambanan,
soalnya sebelum masuk jogja memang melewati candi tersebut, saying kalo ga
mampir.
Dan hampir masih seperti dulu, hanya saja beberapa
bangunannya ada yang roboh perkara gempa jogja.
Setelah ke jogja kita nyusup di beberapa kampus di jogja,
niatnya untuk melihat bagaimana struktur kampus dan apa bagusnya kampus-kampus
di jogja, over all, memang keren sih, dan saya merasa, kalo di Kampus asal saya
memang belum sepenuhnya kampus soalnya ada integrasinya dengan ma’had, dan
teman saya sendiri mengatakan bahwa “ itu memang Seolah-olah kampus, dan ma’hadnya
itu juga seolah-olah ma’had, “ haha
setelah menyusup ke beberapa kampus kita pun lanjut ke malioboro, tempatnya art-ist jogja beraksi banyak hal-hal jalanan berkelas disana, memang ini ga akan ditemui di kota asal atau bahkan di kota kampus saya. Lanjut ke alun-alun, dan ternyata akun-alunnya sepi :v beda dengan kota lain yang ramai di alun-alunnya :v
setelah menyusup ke beberapa kampus kita pun lanjut ke malioboro, tempatnya art-ist jogja beraksi banyak hal-hal jalanan berkelas disana, memang ini ga akan ditemui di kota asal atau bahkan di kota kampus saya. Lanjut ke alun-alun, dan ternyata akun-alunnya sepi :v beda dengan kota lain yang ramai di alun-alunnya :v
Setelah bercapek-capek di jalanan sekitaran alun-alun hari
sudah mulai malam, dan langsung saja perjalan ke magelang “padahal niatnya mau kearah
bantul untuk sekedar menonton caknun yang dihadiri gusmus, tetapi teryata jauh
--”, di arah KM magelang, kita mampir di masjid dan Tanya-tanya soal perjalanan
arah ke magelang, dan saking baiknya satpamnya kita malah ditawari untuk
menginap disana, tetapi karena nanggungnya perjalan setelah mampir di masjid,
langsung saja perjalanan ke magelang,
Setelah hampir satu jam perjalanan, kita sudah sampai
magelang, dan arah Borobudur sudah terlihat, otomatis langung mencari tempat
istirahat, dan menemukan sebuah pasar kecil dipinggir jalanan, dan akhirnya
kita langsung ijin menginap di pinggir jalan tersebut. Setelah ijin, deski pun
ingin tidur duluan “niatnya gentian sekalian jaga motor karena di tempat itu
memang Cuma tinggal berdua”. Ya akhirnya diapun mencoba tidur duluan, dan
akupun yang jaga. Sampe akhirnya sekitar jam 3an, aku lihat dari tadi tidurnya
deski bangun tidur terus, akupun kasihan dan akhirnya aku ajak cari tempat yang
lebih nyaman lah, sampe ketemu di masjid “al-muttaqin” arah Borobudur kanan
jalan kalo dari jogja, disitupun aku belum bisa tertidur sampe akhirnya deski
tidur lagi sampai subuh. Setelah subuhan katanya gentian tidurnya akupun
mencoba tidur dan sebelum aku terlelap ternyata temenku udah tidur duluan :v,
sampe akhirnya aku tidur, motorpun ga ada yang jaga, tetapi syukurnya aman,
setelah tidur 1 jam’an akupun terbangun dan bersiap ke Borobudur, sesampainya di Borobudur, deski melakukan tugasnya untuk mengukur bagian” yang dirasanya perlu. Pada akhirnya kita kecapekan di sana.
setelah tidur 1 jam’an akupun terbangun dan bersiap ke Borobudur, sesampainya di Borobudur, deski melakukan tugasnya untuk mengukur bagian” yang dirasanya perlu. Pada akhirnya kita kecapekan di sana.
Dan setelah itu langsung ke jalan
arah pulang ke magetan, tetapi lewat boyolali, ga balik jogja lagi, setelah
lewat boyolali aku mampirkan dia ke keraton Surakarta dan ternyata keratonnya
saat itu dibuka untuk umum, dan akhirnya kami masuk untuk menambah wawasan
tentang raja diraja keraton
Saat itu aku memang ingin mengetahui silsilah raja
pakubuwono, pas itu ada peta silsilahnya dan akhirnya aku baru tahu bahwa
Pakubuwono, Amangkurat dan Hamengkubuwono itu trahnya berasal dari ki ageng
pemanahan, berarti masih ada trah dari
para wali-wali, padahal kirain raja dulu adalah pilihan kaumnya seperti tokoh
seorang aji saka, karena kesaktiannya beliau berhasil menakhlukkan pulau jawa
yang dulunya dikusasai R dewatacengkar, raja memang bangsawan ternyata. Teringat
cita-citaku dulu karena aku dulu pengen jadi raja --, sekarangpun keliatannya
terasa lebih jauh setelah melihat silsilah raja-raja tersebut.
Begitulah akhirnya kami balik ke malang dengan kekecewaan
mendasar, dan dengan hal yang sulit dipahami. Mungkin lusa atau hari kemudian
saya ingin menelusuri bagaimana sejarah yang sebenar-benarnya dari
tempat-tempat yang saya kunjungi tadi, karena itulah budaya kita.
0 komentar:
Posting Komentar