"Kehidupan, mungkin adanya kehidupan karena kehidupan itu sendiri, dan definisi kehidupan itu masih belum di definisikan, mengapa dan kenapa " Hasan

Minggu, September 27, 2015

Gema takbir yang tak bergema

Rabu, malam kamis 23 september 2015 , benar aku tak ada niat untuk melihat takbiran dimanapun, akhirnya akupun berniat untuk sowan ke mbah dur dan mbah hasyim, dalam perjalanannya, ban motorku bocordi tengah jalan-akhirnya  setelah menuntun beberapa ratus meter akhirnya ketemu, ngene jarene ‘Awakmu nek arep sowan ojok numpak motor ae, pisan-pisan mlakuo, ben rodok enek rekosone’ sambil tertawa dia becanda :v, akupun mengiyaan imajinasiku tetang mbah dur, dan akupun tertawa sendiri sambil menuntun motor

malah ternyata disitu, khususnya penyelenggaarranya ponpes tebu ireng mengadakan pawai takbir keliling , campur aduk perasaan ini melihatnya , karena aku sudah shlad id hari itu (bukan karenaa aku muhammadiyah), tetapi kunikmati pemandangan itu


Entah kenapa, disaat smuanya bertakbir dmana-mana, hal itu tidak meggetarkan hatiku, akupun berfikir sejenak untuk merenung, apakah aku ini, masih manusia kah?
Ah apalah itu,dengan semangat tinggi, kujatuhkan logiku sejenak,  dan kuhilangkan fikiranku seraya bertakbir dalam hati


etelahberdiri cukup lama di depan panggung seraya mengambil foto dengan kamera 2mp tanpa cahaya flash, aku pun beranjak sowan, dan

Kompleks pemakaman itu masih sama, belum berubah, dan setiapkali aku sowan ke mbah dur dan mbah hasyim, hampir selalu 90% pada saat yang sepi (g tahu kenapa), dan saat itu juga, aura tempat di luar dan di dalam kompleks langsung berubah total, akupun tidak bisa menafikan nya seolah aku bena-benar ‘sowan’ , sambil menundukkan kepala dan tidak membebelakangi para wali, akupun duduk dan langsung mengambil sebuah kitab disana dan ‘Mendoakan doa’ khususnya kepada mbah-mbah dan lebih khusus kepada orang tuaku

Sesekali aku curhat kepada mbah dur, “niku putu-putune njenengan mbah, melafalkan takbir theng pundhi-pundhi, njenengan dikangeni mbah” mungkin beliau sambil tertawa mengatakan “yo ngko kapan-kapan, aku sek nang kene koq” , sambil menundukkan muka akpun juga tertawa :v

Setelah selesai, aku masih menunggu takbiran selesai di gang masuk komplek pemakaman, sambil bermain catur dengan seseorang tuan rumah disana :v 

amazing aku ga pernah menang :v
 

 


Dan yang terakhir, selalu ada cewek semua kisah :D
ty


0 komentar:


Designed by
Blog Need Money | Distributed Deluxe Templates