"Kehidupan, mungkin adanya kehidupan karena kehidupan itu sendiri, dan definisi kehidupan itu masih belum di definisikan, mengapa dan kenapa " Hasan

Senin, November 23, 2015

(Bak) Menyambut 'dewa' ?

cat seminggu selesai tepat waktu --"


oh dewa kahyangan
Ketika Kau berkenan datang kemari
Mungkin kami akan senang akan kehadiratmu
Kami senang, sangat akan senang

Kami akan menyambutmu
Akan kami cat dinding bangunan kami yang mengelupas
Akan kamu cat jalanan sekolah kami
Pokoknya agar kau menyukai kamu

Kami juga akan mengaspal ulang jalanan kami
Agar kereta kencanamu tidak lecet sesuatu apapun
Kami juga akan menyuguhkan makanan terbaik kami
Yang mungkin tidak ada di Kahyangan sana

Oh dewa Kahyangan
datanglah, jangan sungkan
Tidak akan ada kecurangan, bahkan akan terbangun kesempurnaan disini
Kesempurnaan yang lebih dari Kahyangan

Oh dewa Kahyangan
Kamu sudah bekerja keras menyambutmu
Jangan Kau Kecewakan kami
Walau disana, kau bahkan menghasut Wisrawa untuk kebaikan marcapada ini
Tapi jangan disini

Disini juga bukan kahyangan
Tidak semua Kawula tunduk padamu
Walaupun kammi tahu benar akan sifat dasarmu
Yang tidak ingin mencampuri keadilan di sini,
Tapi kami mengharapkan sesuatu

Dan lihatlah
Walaupun kumuh
Disini hanya sebatas tempat pendidikan
Yang berusaha menyambut dewa dengan maksimal walau berharap sesuatu
Menyambut yang bisa membuat keadilan bahkan keajaiban

kaulah dewa kahyangan

UIN MALANG ICIS 2015

Minggu, November 15, 2015

Belajar dari Kopi / ngopi (ngobrol Pintar)



Hari ini(lupa tanggal berapa), entah kenapa banyak hal terjadi di sebuah cangkir kopi bukan kopinya yang nikmat tetapi, bahasan pembicaraannya yang banyak mengandung unsur hikmah,
Disini aku mendatangi warung kopi yang belum pernah sekalipun aku datangi tetapi memang aku belum tahu ada warung kopi di situ, setelah memesan kopi sayapun bertanya kepada penjualnya, dan disitulah pembicaraan kami dimulai.

Namanya syahrul (seperti biasanya ngaku namaku hasan) masih kuliah juga di tempat saya kuliah, bedanya dia kuliah di jurusan yang berbeda, dia menceritakan tentang kisah hidupnya, ya inilah kebanyakan yang terjadi di warung kopi, banyak pembicaraan yang berlarian tetapi pada akhirnya saya menyimpulkan banyak hal, banyak sejarah yang diceritakannya, dia dari tuban, dan kebetulan tahun lalu saya juga pergi main ke tuban, dan saya bercerita tentang sejarah tuban sejarah sunan boning, dan ceritanya syeh bakir dan al mukarom asmorokodhi atau asmorokendi.

Dari bahan pembicaraan itu dan sambil bermain catur, diapun menceritakan sejarah jawa katanya pada mulanya di jawa ini hanya ada mbah semar dan mbah togog yang dulunya menguasai pulau jawa, dan mbah bakirpun datang dan akhirnya menyeimbangkan pulau jawa yang konon dulu katanya pulau jawa ini seperti kapal, terombang ambing oleh kekuatan mbah semar dan mbah togog, dan akhirnya mbah bakir menancapkan jawa biar tidak terombang ambing.


Dia banyak menyatakan kemerdekaan, bukan seperti mahasiswa pada umumnya yang hanya pengen lulus, dengan nilai bagus, terus diterima kerja dengan gaji yang tinggi itulah mahsiswa banyak ketakutan di dalamnya, dan terkadang akupun juga berpikiran seperti itu, tetapi sekarang entah kenapa pikiranku lepas saja, soalnya bekerja di kantoran itu ternyata tidak terlalu seru soalnya saya pkl baru dapet 2 atau 3 jam saja sudah merasa bosen dengan semua hal yang saya kerjakan Dallam pkl tersebut --“ memang seharusnya setiap orang itu merdeka, bebas memilih apapun keinginannya …

Dan kebetulan di sebelah warung kopinya ada orang yang menjual akik atau batu mulia, sembari menanyakan mas ga seneng ngunu kuwi ?, terus jawabnya, emang skarang lagi booming  gituan, padahal dulu di tuban batu seperti itu dibuat pondasi membuat jalan, tetapi jika diolah oleh tukang akik terus digosok dan jadinya harganya jadi lebih mahal bisa dijual sampe 500ribuan, padahal di tuban dulu Cuma dibuat pondasi rumah atau jalan-jalan, memang bener katanya pengeran
“apakah sama orang yang tahu dan tidak tahu”

Dan itupun saya tersadar, bahwa memang tidak ada persamaannya orang tidak tahu dan tahu, banyak perbedaannya sehingga semuanya perlu dipelajari, Sembari menjual kopinya dia juga berkata bahwa dia sudah menikah, wah padahal masih mahasiswa,   sampean koq wani nikah mas semester segitu, dia pun menjawab, dulu sudah punya bisnis , jadinya dengan bisnisnya dan penghasilannya  diiapun sudah ganteng katanya, jadi tidak ada halangan dari pihak manapun untuk menghalanginya baik dari orangtua dan orang tuanya si istri. Semuanya memang dalam kemerdekaanya , dia merdeka dalam dunia ini, sayapun ingin seperti dia, merdeka di setiap sisinya.

“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”
“apakah sama orang yang tahu dan orang yang tidak tahu”

Sayapun merasa diceramahin olehnya, dan saya mengambil banyak hal di warung kopi..

Senin, November 09, 2015

Hati dan Akal (I)



apa ini? jam 3.13 masih di depan komputer

Datanglah hati yang biasanya terdiam di dalam L(G)ubuk hati, hari ini dia mendatangi akal yang sedang mengakali dunia ini, dan dalam keadaan bingung itu hati mengetok pintu akal
Akal := A             Hati := H

Hati menggedor dengan kencang pintu akal, dan akalpun tersentak,

A := ada apa boss, koq rame saja, ini loh lagi seru-serunya?
 H := bentar bentar aku bingung sam,

A := bingung kenapa, aneh-aneh aja kamu ini, hati koq bisa bingung (dengan tertawa terbahak-bahak)
H := aku bingung beneran ini sam, malah di tertawain, ga jadi wis,

A := ah gitu aja ngambek, kenapa-kenapa boss?
H := gini sam, saya ini kemarin terbayang tentang hari akhir, katanya gunung-gunung beterbangan seperti kapas, lah gunung itu kan berat mana bisa terbang seperti kapas , saya tidak bisa bayangin itu koq bisa terbang loh

A:= ah tinggal bayangin aja koq susah sih
H := lah emang gitu sam, sulit terbayangkan

A:= mungkin gini boss, rasionalitasnya mungkin kelak tidak ada gravitasi lagi, hukum itu hilang di bumi ini sehingga apapun bisa beterbangan bahkan semua bisa jadi ga jelas larinya sehingga para manusia pun menjadi bingung akan tujuannya
H:= loh koq gravitasi segala sam, kamu ini kemarin tanya soal waktu dan katanya gravitasi melawan waktu, sekarang koq kaya-kaya sudah paham betul tentang gravitasi, berarti nanti ga ada waktu ketika hari akhir ?

A := haduh masih belum sampai otak saya tentang waktu boss, belum terjawab. Saya hanya nerangin gravitasi dikit-dikit. Kan katanya gunung-gunung beterbangan seperti kapas
H := lah itu bukannya ditiup malaikat peniup sangkakala kah? Sehingga bisa terbang sana-sini, koq kamu bisa mengakali seperti itu ?

A := ah kamu ini aslinya ngetes atau tanya sih, ga abis pikir saya --- mendingan kamu renungin sendiri dah
H := (sambil tersenyum hati menjawab) lah sekarang yang ngambek siapa, ha ha ha

A := oh saya ga pernah ngambek boss, hanya mengklarifikasi pertanyaan saja
H := oh

A := gini gini boss, sekarang sampean saya ajak mikir dulu. Kan katanya gunung beterbangan, dan gunung itu kan menjadi berat karena gravitasi, dan adanya gravitasi kan karena magma yang ada di dalam bumi dan jika magma yang ada di dalam bumi itu kan panas, bayangin aja kalau sudah jadi beku apa yang akan terjadi. Mungkin gravitasi hilang, semuanya terbang, atmosfer sudah menginggalkan bumi dan kita yang belum bisa apa-apa ini mungkin akan lumat karena ke-tiada-an gravitasi
H := gravitasi bisa segitu penting ya, apa mungkin manusia bisa menciptakan gravitasi buatan kelak?

A := mungkin perkiraan saya manusia bisa membuat energi sehebat itu sehingga bisa terbuat menjadi gravitasi buatan dengan sumber daya yang ada sekarang ini, hanya 0,001% dan itupun masih bisa dikatakan mustahil untuk saat ini, kecuali dengan energi atom itu bisa dimanfaatkan sedemikian hingga bisa menjadi gravitasi buatan sehingga manusia bisa pergi kemanapun tapi untuk mengkorversinya dari energi dahsyat itu menjadi gaya tarik itu yang sulit mungkin perkiraan saya bisa menjadi 0,00001%
Dengan tegang dan mengangguk-angguk hatipun menyela dengan suara ejekan lagi\
H : kalau gravitasi buatan bisa diciptakan manusia bagaimana waktu yang terjadi dalam gravitasi buatan itu

A := ah waktu lagi, frustasi aku boss bahas waktu, sulit sulit
H :=  ha ha
A:= tetapi jika memang bisa terjadi mungkin waktu tidak diperlukan lagi tetapi manusia hanya melayang-layang di angkasa raya

H := jangan serius serius ah, :v kamu ini dijawab aja, kan ga ada apa-apa setelah hari akhir di dimensi ini mana mungkin melayang-layang di angkasa raya  haha
A := mesti pada akhirnya ngetes kamu ini –

H := bukan ngetes sam, hanya saja pengen bertegur sapa saja ha ha
A := sudah-sudah balik sana ke dalam gubuk eh lubukmu sana

H := cie ngusir cie, ngambek
A := sudah sudah kerjakan tugasmu sana, saya tak mengakali dunia lagi biar gubuk eh lubukmu tidak reyot :p

H := iya iya, jangan ngejek pintumu saya rusak loh entar
 A := jangan lah tempatku sempit ini, cukup cukup segini saja, eh iya pada akhirnya dari kesimpulan hari akhir tadi apa?

H := ya pada akhirnya bersyukur, coba kamu akal, kalau dunia dari awal ga ada gravitasi gimana, bersyukurlah karena ada gravitasi
A := eh itu dialogku –“

Hati Langsung menghilang, hati pergi kembali ke G(L)ubuk hatinya, ya begitulah kadang akal memang lebih keren pemikirannya daripada hati tetapi hati tidak bisa diakali. Pertentangan-perttentangan antara akal dan hati biasanya setiap hari terus berlanjut, ya inilah keindahan hidup

Minggu, Oktober 11, 2015

Saling Memberada-i


Terlihat hitam di sela-sela senja
padahal terbiasakan damai olehnya
tempat yang indah untuk menikmati pahitnya senja
ketibaan tadi membuatnya berbeda
hitam itu menerkami senja
hal-hal yang terbiasa didamaikannya

tidakku menyalahkan hitmanya
dan tidak mungkin untuk membenarkannya
karena tanpa keberadaan hitamnya
keberadaan putihpun tidak mungkin berada

terdiam kuterpana, dan hilang dalam nestapa logika
berpikir tentang apa yang terlihat mata
kucari esensi dengan ucapan kata
membacanya sebagai esensiku berada

berakhir senja inipun hitam
ditandai dengan datangnya sang malam
dan tanpa tersadarkan
itulah kesempurnaan kehidupan

Grafik Hasan
wilis 10 october 2015

Minggu, September 27, 2015

Gema takbir yang tak bergema

Rabu, malam kamis 23 september 2015 , benar aku tak ada niat untuk melihat takbiran dimanapun, akhirnya akupun berniat untuk sowan ke mbah dur dan mbah hasyim, dalam perjalanannya, ban motorku bocordi tengah jalan-akhirnya  setelah menuntun beberapa ratus meter akhirnya ketemu, ngene jarene ‘Awakmu nek arep sowan ojok numpak motor ae, pisan-pisan mlakuo, ben rodok enek rekosone’ sambil tertawa dia becanda :v, akupun mengiyaan imajinasiku tetang mbah dur, dan akupun tertawa sendiri sambil menuntun motor

malah ternyata disitu, khususnya penyelenggaarranya ponpes tebu ireng mengadakan pawai takbir keliling , campur aduk perasaan ini melihatnya , karena aku sudah shlad id hari itu (bukan karenaa aku muhammadiyah), tetapi kunikmati pemandangan itu


Entah kenapa, disaat smuanya bertakbir dmana-mana, hal itu tidak meggetarkan hatiku, akupun berfikir sejenak untuk merenung, apakah aku ini, masih manusia kah?
Ah apalah itu,dengan semangat tinggi, kujatuhkan logiku sejenak,  dan kuhilangkan fikiranku seraya bertakbir dalam hati


etelahberdiri cukup lama di depan panggung seraya mengambil foto dengan kamera 2mp tanpa cahaya flash, aku pun beranjak sowan, dan

Kompleks pemakaman itu masih sama, belum berubah, dan setiapkali aku sowan ke mbah dur dan mbah hasyim, hampir selalu 90% pada saat yang sepi (g tahu kenapa), dan saat itu juga, aura tempat di luar dan di dalam kompleks langsung berubah total, akupun tidak bisa menafikan nya seolah aku bena-benar ‘sowan’ , sambil menundukkan kepala dan tidak membebelakangi para wali, akupun duduk dan langsung mengambil sebuah kitab disana dan ‘Mendoakan doa’ khususnya kepada mbah-mbah dan lebih khusus kepada orang tuaku

Sesekali aku curhat kepada mbah dur, “niku putu-putune njenengan mbah, melafalkan takbir theng pundhi-pundhi, njenengan dikangeni mbah” mungkin beliau sambil tertawa mengatakan “yo ngko kapan-kapan, aku sek nang kene koq” , sambil menundukkan muka akpun juga tertawa :v

Setelah selesai, aku masih menunggu takbiran selesai di gang masuk komplek pemakaman, sambil bermain catur dengan seseorang tuan rumah disana :v 

amazing aku ga pernah menang :v
 

 


Dan yang terakhir, selalu ada cewek semua kisah :D
ty



Designed by
Blog Need Money | Distributed Deluxe Templates