"Kehidupan, mungkin adanya kehidupan karena kehidupan itu sendiri, dan definisi kehidupan itu masih belum di definisikan, mengapa dan kenapa " Hasan

Senin, November 09, 2015

Hati dan Akal (I)



apa ini? jam 3.13 masih di depan komputer

Datanglah hati yang biasanya terdiam di dalam L(G)ubuk hati, hari ini dia mendatangi akal yang sedang mengakali dunia ini, dan dalam keadaan bingung itu hati mengetok pintu akal
Akal := A             Hati := H

Hati menggedor dengan kencang pintu akal, dan akalpun tersentak,

A := ada apa boss, koq rame saja, ini loh lagi seru-serunya?
 H := bentar bentar aku bingung sam,

A := bingung kenapa, aneh-aneh aja kamu ini, hati koq bisa bingung (dengan tertawa terbahak-bahak)
H := aku bingung beneran ini sam, malah di tertawain, ga jadi wis,

A := ah gitu aja ngambek, kenapa-kenapa boss?
H := gini sam, saya ini kemarin terbayang tentang hari akhir, katanya gunung-gunung beterbangan seperti kapas, lah gunung itu kan berat mana bisa terbang seperti kapas , saya tidak bisa bayangin itu koq bisa terbang loh

A:= ah tinggal bayangin aja koq susah sih
H := lah emang gitu sam, sulit terbayangkan

A:= mungkin gini boss, rasionalitasnya mungkin kelak tidak ada gravitasi lagi, hukum itu hilang di bumi ini sehingga apapun bisa beterbangan bahkan semua bisa jadi ga jelas larinya sehingga para manusia pun menjadi bingung akan tujuannya
H:= loh koq gravitasi segala sam, kamu ini kemarin tanya soal waktu dan katanya gravitasi melawan waktu, sekarang koq kaya-kaya sudah paham betul tentang gravitasi, berarti nanti ga ada waktu ketika hari akhir ?

A := haduh masih belum sampai otak saya tentang waktu boss, belum terjawab. Saya hanya nerangin gravitasi dikit-dikit. Kan katanya gunung-gunung beterbangan seperti kapas
H := lah itu bukannya ditiup malaikat peniup sangkakala kah? Sehingga bisa terbang sana-sini, koq kamu bisa mengakali seperti itu ?

A := ah kamu ini aslinya ngetes atau tanya sih, ga abis pikir saya --- mendingan kamu renungin sendiri dah
H := (sambil tersenyum hati menjawab) lah sekarang yang ngambek siapa, ha ha ha

A := oh saya ga pernah ngambek boss, hanya mengklarifikasi pertanyaan saja
H := oh

A := gini gini boss, sekarang sampean saya ajak mikir dulu. Kan katanya gunung beterbangan, dan gunung itu kan menjadi berat karena gravitasi, dan adanya gravitasi kan karena magma yang ada di dalam bumi dan jika magma yang ada di dalam bumi itu kan panas, bayangin aja kalau sudah jadi beku apa yang akan terjadi. Mungkin gravitasi hilang, semuanya terbang, atmosfer sudah menginggalkan bumi dan kita yang belum bisa apa-apa ini mungkin akan lumat karena ke-tiada-an gravitasi
H := gravitasi bisa segitu penting ya, apa mungkin manusia bisa menciptakan gravitasi buatan kelak?

A := mungkin perkiraan saya manusia bisa membuat energi sehebat itu sehingga bisa terbuat menjadi gravitasi buatan dengan sumber daya yang ada sekarang ini, hanya 0,001% dan itupun masih bisa dikatakan mustahil untuk saat ini, kecuali dengan energi atom itu bisa dimanfaatkan sedemikian hingga bisa menjadi gravitasi buatan sehingga manusia bisa pergi kemanapun tapi untuk mengkorversinya dari energi dahsyat itu menjadi gaya tarik itu yang sulit mungkin perkiraan saya bisa menjadi 0,00001%
Dengan tegang dan mengangguk-angguk hatipun menyela dengan suara ejekan lagi\
H : kalau gravitasi buatan bisa diciptakan manusia bagaimana waktu yang terjadi dalam gravitasi buatan itu

A := ah waktu lagi, frustasi aku boss bahas waktu, sulit sulit
H :=  ha ha
A:= tetapi jika memang bisa terjadi mungkin waktu tidak diperlukan lagi tetapi manusia hanya melayang-layang di angkasa raya

H := jangan serius serius ah, :v kamu ini dijawab aja, kan ga ada apa-apa setelah hari akhir di dimensi ini mana mungkin melayang-layang di angkasa raya  haha
A := mesti pada akhirnya ngetes kamu ini –

H := bukan ngetes sam, hanya saja pengen bertegur sapa saja ha ha
A := sudah-sudah balik sana ke dalam gubuk eh lubukmu sana

H := cie ngusir cie, ngambek
A := sudah sudah kerjakan tugasmu sana, saya tak mengakali dunia lagi biar gubuk eh lubukmu tidak reyot :p

H := iya iya, jangan ngejek pintumu saya rusak loh entar
 A := jangan lah tempatku sempit ini, cukup cukup segini saja, eh iya pada akhirnya dari kesimpulan hari akhir tadi apa?

H := ya pada akhirnya bersyukur, coba kamu akal, kalau dunia dari awal ga ada gravitasi gimana, bersyukurlah karena ada gravitasi
A := eh itu dialogku –“

Hati Langsung menghilang, hati pergi kembali ke G(L)ubuk hatinya, ya begitulah kadang akal memang lebih keren pemikirannya daripada hati tetapi hati tidak bisa diakali. Pertentangan-perttentangan antara akal dan hati biasanya setiap hari terus berlanjut, ya inilah keindahan hidup

0 komentar:


Designed by
Blog Need Money | Distributed Deluxe Templates