"Kehidupan, mungkin adanya kehidupan karena kehidupan itu sendiri, dan definisi kehidupan itu masih belum di definisikan, mengapa dan kenapa " Hasan

Selasa, Desember 09, 2014

Agamawan Jombang

Jombang, mendengar kata itu mungkin sangat lekat dengan salah satu sosok yang paling berperan di "Persatuan bangsa-bangsa Khatulistiwa"(sebut saja Indonesia haha) ini, mungkin ga hanya di Indonesia saja, tetapi di setiap mindset orang-orang yang ada di Indonesia, dan di Bumi ini sedikit-sedikit :v


Gusdur emang unik, mungkin kalau tidak karena Beliau, saya akan ga akan sering-sering ke Jombang, dan tidak akan menjadi saya yang seperti ini,

senyum beliau pun tidak bisa saya gambarkan, hanya saja terkadang memang terlihat ikhlas senang tetapi mengandung arti yang lebih luas

pada kunjungan saya ke jombang kali ini, saya diundang ke....kalau saya menyebutnya, dialog tentang pemikiran-pemikiran untuk bangsa ini, pertama tama saya hanya tertarik pada acara ini dikarenakan, ada seorang pembicara yaitu Munjiah Wahab, putri dari KH wahab Chasbullah, tapi ternyata ga bisa dateng ZZZzzz dan dialog tersebut diadakan Di SMP kristen Petra Jombang, ga sempet foto sekolahnya x_x


dan dimulailah acarnya, dibuka dengan tari remo, yang menarikan adalah anak SLB di jombang, saya ga tahu SLB mana, yang saya tahu, dia adalah seorang Tuna Wicara
setelah acara dimulai dan resmi dibuka, kemudia acara tersebut dimulai dengan pembicara
Gus Aan Ansori dan Roy murtadho

Beliau mengatakan islam itu ada 2 yaitu factual dan ideal, dan yang sekarang ini seharusnya islam itu lebih ideal, karena kehidupan-kehidupan ini sebenarnya bukanlah manusia yang membuatnya, manusia hanya merefleksikan kehidupan yang ada di dunia ini

Beliau mencontohkan, saya sendiri kurang setuju dengan contoh ini
"Coba kalian bayangkan, jikalau ga ada manusia, du dunia ini itu bakal lebih baik atau lebih buruk? (tentunya kan lebih baik kelihatannya), tetapi jika ga ada cacing, apa yang terjadi, mungkin kehidupan akan punyah" beliau ga tahu adaptasi mungkin :v

Islam itu seharusnya lebih toleran karena kita merefleksikan cinta, kemanusiaan dan keadilan

saya sengaja ga tanya, soalnya pemikiran-pemikiran seperti ini sudah banyak kita jumpai di dalam buku-buku umum.

ya setelah itu makan-makan dan istirahat
setelah istirahat Diskusi dilanjutkan, dengan pembicara Pendeta Andreas Kristianto,
Di Indonesia, saat ini istilah pendeta secara khusus digunakan untuk sebutan pemimpin agama-agama Kristen Protestan, Hindu atau Buddha. Secara umum, istilah ini kadang-kadang juga dapat digunakan untuk Konghucu. (wikipedia Indonesia)
dari kata" beliau saya menangkap hal-hal berikut
- Demokrasi ialah Suatu Proses, yang tidak akan pernah selesai dan sempurna
- Inti dari demokrasi adalah persamaan hak, menghargai pluralitas, tegaknya hukum keadilan, kebebasan menyampaikan aspirasi, keadulatan hukum dan kesteraan warga negara

dan Quotenya
"Demokrasi adalah proses belajar dimana menghargai keunikan orang lain, kebahagiaan itu akan kalian temukan ketika anda menemukan orang lain itu berharga"

saya yang tadinya ngantuk-ngantuk, muai mendengarkan kata-kata beliau, dan uniknya, beliau ini bisa merasakan bahwa demokrasi itu gini-gini dan lain-lain dan saya mulai menikmati pembicaraan beliau, saya pun juga bertanya.
"dengan sistem pemerintahan yang seperti ini, Indonesia masih jauh lah untuk kata mampu, dan sebenarnya juga demokrasi ga pernah dilaksanakan di Indonesia, kecuali memang ketika Gusdur dan Gus Habibi yang memerintah, mengapa Indonesia tidak merubah saja sistem pemerintahannya, menjadi apa gitu kaya monarkhi absolut yang notabenenya pernah mempersatukan bangsa indonesia?

dan

ga di kelas kuliah, ga di forum, pertanyaan saya ga di jawab --"

setelah pembicara ini, sudah saatnya istirahat malam dan disitu mulai ada pembicaraan yang berkelas menurut saya, ada mas ceces(ga tahu nama aslinya) yang membicarakan tentang agama-agama yang ada di Indonesia ini itu aslinya seperti apa, sejarahnya, dan bagaimana hal itu bisa terjadi, ada mas niko yang sekalli kali dengan candanya berbicara "halal darahnya" hahaha, menurut saya sudah ciri khas itu bilang gitu dengan tertawa, dan ada mas ali yang katanya sih dari pengamal shalawat wahidiyah, dan referensinya saat dialog dari kitab semua dan ada saya saya, makhluk yang tidak jelas, ketika orang-orang berbicara surga, saya ngomong surga itu ga ada :v ada yang bilang halal darahnya dan lain-lain

pagi dimulai, jalan-jalan keliling daerah SMP Petra saya kagum ternyata di Jombang juga ada Car free day, karena hari masih pagi buta, masih belum ramai sih, dan saat jalan-jalan kami mengunjungi klenteng, lupa namanya saya --"
padahal di deket situ juga ada gerejam ngapain ga mampir cari sarapan sekalian :v

setelah jalan-jalan acara kemarin pun dilanjutkan, pembicaraan dimulai oleh Romo Atok, beliau nyantri di tebu ireng sudah 1 bulanan, dan beliau masih menuntut ilmu di Negeri sakura

Romo adalah gelar panggilan yang diberikan oleh umat Katolik Indonesia kepada para imam Katolik (pastor). Gelar panggilan ini berdasarkan atas 1 Korintus 4:15 dan 1 Tesalonika 2:11-12. (wikipedia Indonesia)
beliau banyak cerita tentang perbandingan kemanusiaan di jepang dan di Indonesia, dan kata-kata baru yang saya dapet adalah "Harasment"
dan beliau sedikit-sedikit menulis begini
Tuhan itu tidak perlu dibela, tetapi kita mikirnya begini
Ihsan = ibadah = taqwa
Hakikat = ma'rifat =mahabba
Inner knowledge and Understanding = love and mercy

ya itu yang saya tangkep dari beliau, dan

forum dilanjutkan oleh pembicara dari bappeda, bpk Wahyu Riyadi tetapi hanya menyajikan bagaimana konsep makam Gusdur itu kedepa
nnya, dan menurut info beliau, akan dibangun museum nusantara di dekat makam Gusdur

forumpun selesai ditutup oleh Pendeta Andreas

 dan setelah makan, saya mengajak Ngobrol Romo Atok tadi, terjadi pembicaraan singkat antara kita (kaya apa aja )
"Romo saya kagum dengan anda, anda mejelaskan hakikat, ma'rifat. padahal orang islam sendiri belum tentau paham apa itu hakikat dan marifat"
"wah mas ini bisa saja"
"habis ini langsung balik ke jepang romo ??"
"ga mungkin sampe maret saya disini, masih ada penelitian, saya ingin menunjukkan bahwa sistem di indonesia itu sebenarnya lebih maju daripada yang ada di luar -luar"
"sebenarnya gini romo, saya mau tanya, sekarangkan, saya miris, kenapa agama-agama yang ada di dunia ini malah sebagai sumber konflik yang ada, apakah mungkin dunia ini bisa berdamai?"

dan jawaban ini yang beda dari Bapak Study Hadits yang ada Di Universitas saya
"Iya, saya juga miris, tetapi apakah mungkin, mungkin, tetapi kita harus bisa lepas dari dogma agama, gini e masalahe, orang-orang itu banyak yang menganggap kalau saya beragama A yang agama saya yang benar yang lain salah, kita harus tebebaslah dari pemikiran-pemikiran seperti itu, belum tentu kan apa yang kita Anggap benar akan benar juga di mata Tuhan, Tuhan itu adil dan ga perlu dibela"

wah wah, sejalan ini
dan mungkin memang di tahun-tahun mendatang dunia ini akan berdamai kagi kalau semua orang memiliki keadilan dalam dirinya masing-masing

sempat juga ada dialog kecil dengan Pendeta andreas, ya hanya menanyakan sejarahnya Kristiani saja saya, hehe banyak baca-baca tentang kristen soalnya, dan diberi penjelasa juga dengan baik oleh Beliau

setelah keluar dari tempat acara, niat awal sih mau ziarah, tetapi waktu ga mencukupkan untuk saya ziarah, mboten mampir rumiyin mbah hehe

"Jangan Kau kira orang yang mati itu mati,Beliau masih hidup, dan seperti Abdurahman Wahid Ad Dhakhil pun, beliau masih hidup, walaupun bukan jasadnya, pemikiran-pemikirannya masih bersama kita dan mampu menghidupi orang-orang di sekitar beliau
"Hasan

Kamis, Desember 04, 2014

Sebelum cahaya By Letto

akhir-akhir ini, lagu ini terkesan sangat terkesan hehe
mungkin lagu ini ada maksud keTauhidannya walaupun bukan lagu religi, tapi memang oada saat itu bang sabrang ga njelasin apa arti lagu ini, anggap saja lirik lagu ini kata-kata Tuhan itu sendiri dan cinta yang dimaksud adalah Seorang yang terkasihnya, Nabi SAW dan nabi-nabi lainnya,seorang yang terkasihinya,
memang band ini sudah lama ga muncul di pertelevisian namun lagu-lagunya setelah saya pikir" banyak yang keren


       Am     Em
Ku teringat hati 
          Am     Em
Yang bertabur mimpi 
   Dm          G     Am
Ke mana kau pergi cinta

       Am    Em
PPerjalanan sunyi 
            Am       Em
Yang kau tempuh sendiri
  Dm         G     Am
Kuatkanlah hati Cinta

[Reff I]
     C            G          Am        Em 
Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja
     Dm      F    G
Yang menemanimu sebelum cahaya
     C            G          Am             Em
Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra
     F           G     C     
Yang kan membelaimu Cinta

     Am    Em
Kekuatan hati
           Am     Em
Yang berpegang janji
    Dm           G     Am
Genggamlah tanganku Cinta

        Am     Em
Ku tak akan pergi  
         Am         Em
Meninggalkanmu sendiri
  Dm       G     Am
Temani hatimu Cinta

[Int] Em  B7  Cdim  Em  B7  Em  G  Am  F  G

to: [Reff I]

       Am     Em
Ku teringat hati 
          Am     Em
Yang bertabur mimpi 
   Dm          G     Am
Ke mana kau pergi Cinta

       Bm    F#m
Perjalanan sunyi 
            Bm       F#m
Yang kau tempuh sendiri
  Em         A     Bm
Kuatkanlah hati Cinta…

         
[Reff II]
     D            A          Bm        F#m 
Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja
     Em      G    A
Yang menemanimu sebelum cahaya
     D            A          Bm             F#m
Ingatkah engkau kepada angin yang berhembus mesra
     G           A     D     
Yang kan membelaimu Cinta

to: [Reff II]

G           A     D
Kan membelaimu Cinta

http://www.chordfrenzy.com/chord/632/letto-sebelum-cahaya-full-version

Jumat, November 28, 2014

Scene Pemimpin



ahad kemarin tepatnya pada hari jum:at tanggal 21 saya kedapatan tugas study hadist. seperti biasanya tugas-tugas seperti ini pasti diberikan dosennya ketika mata kuliah itu, karena saya kira jawaban bisa dari sumber mana saja, termasuk ijtihad saya sendiri, jadi pada ahad-ahad sebelumnya saya menjawabnya dengan kata-kata "menurut saya" kecuali soal tentang hadits, bagaimana bunyi hadits tersebut?? atau sebutkan hadits mengenai ini-ini?? pasti saya kopas dari web lain

semenjak teman saya dimarahi tentang kata-kata "menurut saya", saya tidak ada pelampiasan pendapat hahaha jadi saya tulis aja disini, padahal ga ada yang tahu yang mana yang benar dan salah, itu kan hanya penafsiran setiap manusia, setiap pemikiran. hanya saja kenapa bapaknya tidak boleh kita menjawab menurut pikiran kita sendiri, itu membatasi imajinasi kita

ya sebelumnya saya ingin menyampaikan
berpikirlah sendiri tentang apapun teman, sebab manusia itu sepesial karena dia diberi akal, dan hal hal yang saya sampaikan ini adalah menurut pikiran saya, dan inilah soalnya
soal study hadits tentang kepemimpinan
 1. menurut saya "seharusnya tidak ada perbedaan kriteria pemimpin pada zaman nabi dan pada zaman sekarang, karena seorang pemimpin itu yang dibutuhkan adalah kepemimpinannya yang bisa dijadikan tauladan bagi rakyat-rakyatnya, sehingga yang benar benar dibutuhkan bagi rakyat ini adalah kharismanya, kepemimpinannya, dan segala hal tentang empati dan simpati, yang saya tanyakan disini adalah, apa yang bapaknya maksud dengan pemimpin tersebut, apakah pemimpin yang biasa disebut presiden, apakah pemimpin yang biasa disebut bupati, walikota,?? atau apakah seorang yang ada di belakang tokoh utama seperti muhammad iqbal,pemikir pendiri negara pakistan? seharusnya definisi pemimpin ini harus didefinisikan dahulu sehingga tidak ada ambigu dalam arti pemimpin menurut bapak? saya tidak bisa mendefinisikan kriteria yang disebut pemimpin menurut bapak"

2. yang ini mungkin bisa dicopas dari blog lain -,- soalnya cuma menuliskan hadits dan matan, di slide juga kurang jelas haditsnya yang mana -,-

3. "kepala daerah yang mungkin dimaksud disini adalah seperti kades, bupati walikota ataupun presiden" dengan pertanyaan diatas saya saya lebih memilih hmm,,,,,,,, tidak memilih lah, soalnya hanya dengan kriteria pemimpin itu muslim atau tidak, dan cakap atau tidak dalam kepemimpinannya,saya tidak mencalonkan kedua orang itu ;v saya hanya dihadapkan dalam dua pilihan, mending kalo boleh milih saya milih bapak saya yang jadi walikota :P, dan saya belum tahu sifat aslinya dan bagaimana dia bisa dicalonkan dan apa yang ada dibelakang mereka berdua,
ya biar Tuhan saja yang menentukan siapa yang menang.
dan jika mereka berdua orang-orang yang sama baiknya, ya mungkin akan menghasilkan imbang dalam pemilihannya tanpa memandang ras suku ataupun agama, "









Senin, November 24, 2014

Menari di Depan Tuhan

Maulana Jalaluddin Rumi



“AKAN tiba saatnya, ketika Konya menjadi semarak, dan makam kita tegak di jantung kota. Gelombang demi gelombang khalayak menjenguk mousoleum kita, menggemakan ucapan-ucapan kita.”

Itulah ucapan Jalaluddin Rumi pada putranya, Sultan
Walad, di suatu pagi. Dan waktu kemudian berlayar,
melintasi tahun dan abad. Konya seakan terlelap dalam
debu sejarah.

“Tetapi, kota Anatolia Tengah ini tetap  berdiri sebagai saksi kebenaran ucapan Rumi,” tulis Talat Said Halman, peneliti karya-karya mistik Rumi. Kenyataannya memang demikian. Lebih dari 7 abad, Rumi bak bayangan yang abadi mengawal Konya, terutama untuk pada pengikutnya, the whirling dervishes, para darwis yang menari.

Setiap tahun, dari tanggal 2-17 Desember, jutaan peziarah menyemut menuju Konya. Dari delapan penjuru angin mereka berarak untuk memperingati kematian Rumi, 729 tahun silam.
Siapakah sesungguhnya makhluk ini, yang telah menegakkan sebuah pilar di tengah khazanah keagamaan Islam dan silang sengketa paham?

“Dialah penyair mistik terbesar sepanjang zaman,” kata orientalis Inggris Reynold A Nicholson. “Ia  bukan nabi, tetapi ia mampu menulis kitab suci,” seru Jami, penyair Persia Klasik, tentang karya Rumi,Matsnawi.

Gandhi pernah mengutip kata-katanya. Rembrandt mengabadikannya dikanvas, Muhammad Iqbal, filsuf dan penyair Pakistan, sekali waktu pernah berdendang, “Maulana mengubah tanah menjadi madu…. Aku mabuk oleh anggurnya; aku hidup dari napasnya.”

Bahkan, Paus Yohanes XXIII, pada 1958 menuliskan pesan khusus:
“Atas nama dunia Katolik, saya menundukkan kepala penuh hormat mengenang Rumi.”

Selasa, November 18, 2014

The City of Pejuang

kemarin, ahad saya berkunjung ke kota pahlawan, pada awalnya emang niat untuk menonton konsernya MH Ainun Nadjib dan Kiai Kanjeng tapi, sekalian silaturahmi ke tempat temen-temen juga akhirnya. hehehe

banyak kejadian di Surabaya, saya bertemu orang-orang unik di sana, ga kenal tapi langsung akrab -,-

berangkat jam setengah 2 dari malang sampe surabaya jam 4 subuh, pada perjalanan saya sempat menabrak pinggiran trotoar, sehingga rem belakang yang di pijakan sampe nyentuh ke pijakan, bengkok lah

sampe surabaya, ga tahu arah, akhirnya coba" jalan sampe ke bungkul(tempat yg paling sering saya kunjungi di surabaya) hehe
langsung sholat subuh di musholanya sunan bungkul,
awalnya saya pengen makmum, udah menyentuh orang yang ingin saya jadikan imam, dengan seketika orang itu langsung membatalkan sholatnya

dan saya tanya " loh kenapa pak?"
jawabnya "maaf mas saya ga bisa imam"
saya tanya lagi "tapi kenapa pak?"
jawab nya lagi "saya lagi GALAU mas, mending sholat sendiri-sendiri"i

akhirnya sholat sendiri-sendiri
ketika saya sholat saya dimakmumi dan setelah sholat shubuh tadi, kita berbincang sedikit menarik lagi, beliau agak Tua orangnya

''merah-putih, saya hormat dengan anda mas'' katanya karena songkok saya merah putih sih warnanya
sambil salaman beliau cerita,
''masih sekolah mas?''
"iya pak"
"saya negarawan mas, do'akan saya jadi presiden, loh namanya siapa mas?"
"aamiin, hasan pak"
"dulu saat kuliah, walau biasanya ditempuh 8 semester, saya lulus cumlaud mas, saya tempuh 7 semester, masnya kuliah dimana?"
"di UIN pak"
"ya masnya do'akan saya jadi presiden, nanti masnya ku angkat jadi menteri agama"
"waduh, iya pak, do'akan saya cepet pandai pak"
"baca ya rasyidu, Allah Maha Pandai"

setelah  itu sembari meninggalkan mushola, saya jalan" memutari taman bungkul, sempet ditawari "botolan mas" salah satu sudut taman itu, sambil tertawa lirih saya berlalu
soalnya masih pagi banget, masih banyak anak nongkrongnya, dan akhirnya saya berhenti di warung kopi deket mushola setelah memutari taman bungkul 2 kali -,-

setelah meneguk segelas kopi, saya jalan" lagi di taman bungkul itu dan suasana sudah berubah, sudah agak lebih kerasa kekeluargaan, soalnya banyak keluarga yang pada datang dan di tempat itu sedang diadakan car free day

setelah agak puas dengan taman bungkul saya langsung beranjak ke arah tugu pahlawan(tempat konsernya mbah nun), dengan pengetahuan yang "nothing" saya mencoba mencari-cari arah, setelah sekitar satu setengah jam'an lah dari bungkul saya sampe ke tugu pahlawan

langsung saja jalan-jalan lagi di tamannya, sayangnya ketika mau masuk museum, banyak yang antri, isyarat tidak boleh masuk -,-


setelah agak puas lagi mengitari taman tugu pahlawan, langsung saja ke tujuan saya yang pertama, setelah sampe di tempat ga tahu kenapa, drummernya Kiai Kanjeng lewat dengan tenang di depan saya dan saya melintas begitu saja, tetapi setelah agak teringat, saya kejar beliau dan meminta foto, dan ternyata diperbolehkan hehehe
with Drummer of Kiai Kanjeng


setelah menunggu acaranya dimulai, dan ketika itu Mbah Nun belum datang Kiai kanjeng membuka acara dengan mepersembahkan 3 lagu, lupa saya apa saja

setelah 3 lagu tersebut dan beberapa acara dari panitia akhirnya yang ditunggu datang, langsung membuka pembicaraanya dengan tema "Kreasi dan Rekreasi"

dan pada selingan pembicaraanya Kiai Kanjeng mempersembahkan lagu dangdut dan ada beberapa dari penonton yang ikut berjoget, penonton yang lain banyak yang terhibur dan tertawa karena jogetan dari penonton yang di depan unik-unik, hahaha


malah ada yang bagian nyawer
setelah lagu berhenti dan pembicara berlanjut, ada satu kalimat beliau yang saya ingat kemarin
"Dalam hidup itu ada 3, hukum, moral dan cinta, jika hukum itu seperti hukum kita ini, yang menuntut kehendak yang berkuasa kepada rakyatnya, Sedangkan moral adalah adalah moral kita terhadap orang lain, yaitu menghargai, memberi tanpa pamrih, berbuat baik terhadap sesama, berarti orang lain menuntut kita secara tidak langsung untuk berbuat baik kepada mereka, kalau "Cinta" keduanya tidak saling menuntut, malahan saling memberi satu sama lain, kalau sudah dalam hal ini, kurang ajar sedikit ga masalah, misalkan kita bertemu dengan teman, kalau disini nyapa"bagaimana kabarmu bro?" ga patut kan, biasanya yo "pie kabare c*k" karo nempeleng ngono, lha kui cinta jenenge"

setelah pembicaraan selesai kiai kanjeng menutupnya dengan lau"kemesraan" iwan fals
ya pada saat itu saya juga sempat berfoto dengan direktur BI jatim
dapet doa juga semoga cepet sukses dari beliau hehe

setelah keseluruhan acara selesai, langsung hubungin teman-teman yang ada di surabaya dan mencoba mencari alamat mereka masing masing, dengan tanpa arah saya ternyata sampe jam 12 hanya berputar-putar di situ-situ aja, ngelewati carefour sekitar 5kali -_-
akhirnya rehat dan bertemu dengan orang muda yang keliatan lagi kerja


tapi ternyata, saya ditawari pekerjaan apa gitu, ga paham, hahaha anak surabaya cepet ternyata akrabnya dengan orang asing kaya saya, padahal saya tidak -,-

sembari meminta alamat Teman, saya mencoba berputar-putar lagi dan akhirnya sampe di tempatnya Mbah de, dan "seperti biasa saya belajar banyak dari beliau" #salut

setelahnya berkunjung ke tempate fendi, langsung paham arahnya, ga tahu kenapa yakin aja pake jalan yang ini, yang ini, akhirnya langsung sampe di depan kontraan omnya
setelah itu seperti biasanya "eror"an" hahaha, sambil nanya kabar anak" yang lain ternyata saya baru tahu ada satu lagi temen yang ada di sby yang bisa disambangi :v

langsung abis maghrib sampe ke tempat margi bareng fendi, dan walaupun pada awalnya bilang mau kasih jamuan, ternyata cuma dikasih satu snack :v
fendi ga mau dan akhirnya kumakan sendiri #efek


ya setelah berkunjung ke ketiga teman Kompas tersebut saya langsung berangkat pulang dan sampai Malang lagi jam 11 malem, yap sekian

dan kata" teman saya
"fik, songkokmu koyo sinterklas" lah kathe bagi" hadiah :v
"awakmu ketoke nanggung beban" pie ga nanggung beban, keselen ndes :v
"iyo iki grafik sing saiki berubah" dadi power rangers :p

nais trip in sby, there're many thing to learn, to enjoy the life, and freedom of everything ^^

Senin, Juli 21, 2014

Entah

Kususuri Tahajjud pertamaku pada bulan penuh berkah ini pada malam yang agak telat, entah apa yang membuat saya tergerak untuk beribadah tahajjud pada malam ini. Dan masih terngiang di telinga ini akan salahnya imam untuk membacakan ayat pada sholat tarawih kemarin, yang harusnya ’Qalu a’lamu Maa La ta’lamun’ tapi sang imam membacanya ‘Qalu ta’lamuna la Tubduuna A’lamun’, seharusnya saya membenarkannya, tetapi apa daya saya hanyalah ma’mum muda di shaf paling belakang, seharunya yang di di depan yang membenarkannya. pada apa yang kujalani setelah hari ini, saya berfikir, memang sudah saatnya saya mendalami ajaran agama ini [lagi], Saya terlalu berfikir kepada sesuatu yang tidak jelas, emang sempat terlintas dalam pikiran, mengapa saya tidak belajar tawakkal dan ikhlas saja daripada apa yang ada di dalam pikiran yang terus menerus bertanya tentang suatu hal, tetapi saya juga bingung tentang semuanya.

Dalam tahajjudku juga kubacakan surah al-qadr, memang katanya memang akan diturunkan lailatul qadr pada malam-malam terakhir bulan ramadhan ini, tahajjud ini selalu kubacakan al qadr pada rakaat keduanya, Ia berfirman ‘sesungguhnya telah diturunkan kepadamu Lalilatul Qadr’ dan diteruskan dengan Pertanyaan ‘Apakah kamu tahu apa itu Lailatul Qadr?’ dijawab olehNya ‘Lailatul Qadr adalah mlama yang lebih baik daripada seribu bulan’, dalam ayat tersebut timbul lagi pertanyaan, jikalau sahur adalah ibadah, maka apakah setiap orang yang sahur pada malam itu akan memenangkan Al-qadr?

Entah mengapa dalam tahajjud ini, saya kurang tersentuh dengan semua keadaan dalam tahajjud ini. saya tahu saya bukan seseorang yang khusuk dalam sholatku dan saya tahu ilmu agama saya masih di bawah rata-rata, tetapi biasanya dalam tahajud semua itu akan hilang tetapi bukan kali ini, padahal dalam Al-fatihahku kusebut ‘hanya kepadaMu aku bersujud dan hanya kepadaMu aku menyembah’, Mu yang haq yaitu Tuhan Semesta Alam. Kuselipkan do’a dalam tahajjudku walaupun tidak khusuk, saya berdoa agar orang-orang di sekitar saya yang ada dalam masa ‘lalu’ dan sekarang selalu senantiasa diberi barokahMu dan selalu dalam lindunganMu agar mereka tidak tersesat dalam mengarungi samudra hidup yang penuh lika-liku ini, dan terimakasih untuk semuanya.



Malam sahur ini, dipenuhi bintang yang indah di langit kota kelahiranku ini, malam yang jarang saya lihat di kota perantauan, langit yang selalu bisa memberi kedamaian kepada orang-orang yang ‘galau’ akan kehidupannya sehingga banyak orang rela berjaga dalam hidupnya hanya untuk melihat langit malam hari dan merasakan angin malam kota ini, banyak hal yang emang tidak bisa dinalar dalam hidup ini, sehingga bisa membuat hidup ini terlihat membosankan.

Hidup ini bosan kah ?? banyak hal yang membuat hidup ini membosankan tetapi apakah jika begitu saya ini kufur akan nikmatNya, kurang bersyukurkah saya? Jawabannya memang, seharusnya saya belajar bersyukur lagi dan lagi, terimakasih kepadaNya karena telah menghadirkan orang-orang hebat dalam hidup ini, semoga orang-orang hebat ini selalu diberikan kehebatannya agar selalu bisa menghebatkanku dalam hidup ini.

Sabtu, Juni 28, 2014

Artikel, Do'a,Usaha, Tawakkal Dan syukur

banyak ilmu yang saya dapat di mata kuliah teologi islam, dan ini adalah tugas terakhir saya di mata kuliah teologi islam, yaitu membuat artikel.



MERAIH KESUKSESAN MELALUI DO’A, USAHA, TAWAKKAL Dan SYUKUR

Oleh :
Grafik Akbar Muttaqin
Mahasiswa S1 Jurusan Matematika
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang


Abstract :
Succes is the most important thing what we want in this life and afterlife, this whords often misunderstanding by people, because everypeople have their own concept,the concept of success must be with pray, maximal effort,, tawakkal, and thankGod. Success will be reach if the desire of the heart reach, because in our life, The God blow His Soul, and every people have God sound in every heart, but sometimes satan deflect the desire of the God  to be the wish of satan, because of that, we must understanding about all of the concept of success.
Keyterm : Pray, Effort, Tawakkal, ThanksGod, and Succes
1.                  Pendahuluan
Sukses adalah hal yang diinginkan banyak manusia, baik di dunia dan di akhirat. Banyak manusia yan menginginkan dan mengartika sukses itu dalam persepsi mereka sendiri-sendiri, itu wajar karena bagi banyak manusia sukses itu adalah sesuatu yang ada di cita-citakan mereka sendiri, dan setiap pemikiran itu berbeda-beda, maka dari itulah mereka memiliki Do’a, usaha, tawakal dan syukur yang berbeda-beda. Sehingga banyak manusia yang menyalah artikan beberapa konsep tentang do’a, usaha, tawakal, dan syukur ini. Untuk ini artikel ini disusun agar bisa mengarahkan dan memberi paradigm baru kepada setiap orang agar bisa berdoa, berusaha, bertawakal dan bersyukur yang baik sehingga mendapat kesuksesan yang hakiki.
2.                  Do’a
Menurut Ibnu Faris doa dari sudut bahasa ialah memalingkan sesuatu kepada anda dengan suara dan kata (Maqayis al-Lughah). Menurut Ibnu Manzur doa dari segi asal bahasa ialah menyeru(Lisan al-‘Arab).  Manakala doa menurut istilah syarak sepertimana yang didefinisikan oleh al-Imam al-Khattabi ialah pemohonan pertolongan dan bantuan oleh seorang hamba dari Tuhannya dan hakikat doa iaitu menzahirkan kefakiran, kelemahan dan kehinaan diri kepada Allah yang di dalamnya termetrai pengagungan terhadap Allah swt dan mengiktiraf sifat kemulian dan pemurahNya. (Sya’n al-Dua’)

Definisi doa yang dinyatakan oleh Imam al-Khattabi rahimahullah menjelaskan bahawa doa merupakan pohonan seorang hamba dari Allah s.w.t, sepertimana firman Allah swt di dalam surah al-Baqarah ayat 186:

 “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”

Firman Allah lagi di dalam ayat yang lain iaitu dalam surah Ghaafir ayat 60:

“Dan Tuhan kamu berfirman: Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku
perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina.”

Terdapat Hadith Nabi s.a.w ada menjelaskan kepada kita doa adalah permohonan dengan sabda Baginda:
“Kamu telah memohon dari Allah dengan menyebut namaNya yang agung Jika (Allah) diminta dengannya, Allah akan memberi dan jika (Allah) didoa dengannya, Allah akan memperkenankannya”. Hadith riwayat Abu Daud.

Definisi di atas juga menjelaskan bahawa doa itu adalah dambaan seorang hamba agar Allah memberi pertolongan kepadanya. Ini berasaskan firman Allah swt yang mencela sikap kaum kuffar yang memohon bantuan selain dariNya:

“Katakanlah (wahai Muhammad): Khabarkanlah kepadaku, jika datang kepada kamu azab Allah atau datang kepada kamu hari kiamat, adakah kamu akan menyeru yang lain dari Allah (untuk menolong kamu), jika betul kamu orang-orang yang benar?  Bahkan Dialah (Allah) yang kamu seru lalu Dia hapuskan bahaya yang kamu pohonkan kepadaNya jika Dia kehendaki dan kamu lupakan apa yang kamu sekutukan (dengan Allah dalam masa kamu ditimpa bahaya itu).” Al-An’am ayat 40-41.

Dalam konteks yang lain, doa bukan sahaja memberi maksud permohonan seseorang dari tuhannya. Doa juga boleh diertikan sebagai satu gaya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt sepertimana yang didefinisikan oleh Ibnu Manzur di dalam karyanya Lisan al-‘Arab iaitu ‘berkehendak kepada Allah swt’. Definisi ini membawa maksud pengabdian diri seseorang hamba kepada Allah, ia merangkumi pengagungan, penyucian zat Allah swt dari persamaan dengan sebarang makhluk, momohon rahmatNya, keampunan dariNya dan seumpamanya, seperti firman Allah di dalam surah al-Kahf ayat 28:
“Dan jadikanlah dirimu sentiasa berdamping rapat dengan orang-orang yang beribadat kepada Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang, yang mengharapkan keredaan Allah semata-mata”

3.                  Usaha
Ikhtiar dalam bahasa Arab berasal dari kata khair yang artinya baik. Ikhtiar adalah berusaha sungguh-sungguh dengan menempuh jalan yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu yang berlaku dalam bidang yang diusahakan, dengan disertai doa kepada Allah agar usahanya itu berhasil.
Dalam ikhtiar terkandung pesan taqwa, yakni bagaimana kita menuntaskan masalah dengan mempertimbangkan pertama-tama apa yang baik menurut Islam, dan kemudian menjadikannya sebagai pilihan, apapun konsekuensinya dan meskipun tidak popular atau terasa berat. Larangan berputus asa telah Allah contohkan dalam kisah Nabi Ya’kub di Al-Qur’an surat Yusuf (12) ayat 87:
¢ÓÍ_t7»t (#qç7ydø$# (#qÝ¡¡¡ystFsù `ÏB y#ßqã ÏmÅzr&ur wur (#qÝ¡t«÷($s? `ÏB Çy÷r§ «!$# ( ¼çm¯RÎ) w ß§t«÷($t `ÏB Çy÷r§ «!$# wÎ) ãPöqs)ø9$# tbrãÏÿ»s3ø9$# ÇÑÐÈ  
Artinya : “Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”

4.                  Tawakkal
Arti Etimologis
Tawakal (bahasa Arab: توكُل) atau tawakkul dari kata wakala dikatakan, artinya, ‘meyerah kepadaNya’.[1]
 Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan.
Arti Terminologis
Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Dengan demikian, tawakkal kepada Allah bukan berarti penyerahan diri secara mutlaq kepada Allah, melainkan penyerahan diri yang harus didahului dengan ikhtiar secara maksimal. Abu Mu’thy Balkhy berkata kepada Hatim al-‘Ashom : “Betulkah engkau berjalan tanpa bekal di hutan ini hanya semata-mata bertawakal ? Jawabnya : “Tidak, aku bepergian jauh pasti berbekal”, “Lalu apa bekalnya ?” Jawabnya : “Empat perkara bekalku, yaitu :
1.    Aku yakin bahwa dunia seisinya adalah milik allah SWT
2.    Semua makhluk adalah hamba-Nya
3.    Segala usaha/bekerja adalah semata hanya faktor penyebab saja, sedangkan rizqi ada di tangan Tuhan
4.    Dan aku yakin bahwa : “Ketentuan-Nya pasti berlaku bagi semua makhluk”[2]
Kata Abu Mu’hty : “Itulah bekal yang paling baik, karena bekalmu itu sanggup menempuh perjalanan yang sangat jauh (akhirat), maka tiada artinya jika hanya perjalanan diatas bumi (dunia).

5.                  Syukur

A. Pengertian Syukur Menurut Bahasa dan Istilah
Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wa syukuran,dan wa syukuran yang berarti berterima kasih keapda-Nya. Bila disebut kata asy-syukru, maka artinya ucapan terimakasih, syukranlaka artinya berterimakasih bagimu, asy-syukru artinya berterimakasih, asy-syakir artinya yang banyak berterima kasih. Menurut Kamus Arab – Indonesia, kata syukur diambil dari kata syakara, yaskuru, syukran dan tasyakkara yang berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya.
Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmat-Nya Menurut bahasa adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah bersykur dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun perbuatan.

B. Pengertian Syukur dalam Alquran
Ada beberapa ayat yag membahas tentang syukur, salah satunya adalah
Surah al-Furqan, 25/042: 62
uqèdur Ï%©!$# Ÿ@yèy_ Ÿ@øŠ©9$# u‘$yg¨Y9$#ur Zpxÿù=Åz ô`yJÏj9 yŠ#ur& br& tž2¤tƒ ÷rr& yŠ#ur& #Yqà6ä© ÇÏËÈ
Artinya:
Dan dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur” (QS. Al-Furqan: 62).
Ayat ini tergolong Makkiyah dan tidak ditemukan sebab turunnya (asbab al-nuzul), ayat ini ada hubungannya dengan ayat sebelumnya bahwa Allah telah membeberkan beberapa dalil tauhid dan menunjuk kepada beberapa tanda-tanda kebesaran dan bukti yang ada di dalam alam yang membuktikan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya. Kemudian Allah kembali menjelaskan perkataan dan perbuatan mereka yang keji. Karena, sekalipun mereka telah menyaksikan segala bukti, namun mereka tidak meninggalkan perbuatan sesatnya malah berpaling dari mengingat Tuhan, sehingga hanya kalau disembah dan tidak dapat mendatangkan azab kalau tidak disembah. Di samping itu, mereka membantu para penolong, setan dan menjauhi para penolong ar-Rahman. Jika kau heran terhadap sesuatu, maka heranlah terhadap perkara mereka, karena kejahilannya telah sampai kepada membahayakan orang yang datang untuk memberikan kabar gemberia tentang kebaikan yang meyeluruh jika mreka menaati Tuhan, dan mengingatkan mereka dari malapetaka dan kebinasaan jika mereka mengingkari-Nya. Lebih dari itu, rasul tidak mengharapkan imbalan dari dakwah itu.
Allah juga memerintahkan kepada rasulnya agar tidak takut terhadap ancaman dan siksaan mereka, tetapi hendaknya beliau bertawakkal kepada Tuhan, bertasbih seraya memuji-Nya.
Ayat ini ditafsirkan oleh al-Maragi sebagai berikut bahwa Allah telah menjadikan malam dan siang silih berganti, agar hal itu dijadikan pelajaran bagi orang yang hendak mengamil pelajaran dari pergantian keduanya, dan berpikir tentang ciptaan-Nya, serta mensyukuri nikmat tuhannya untuk memperoleh buah dari keduanya. Sebab, jika dia hanya memusatkan kehidupan akhirat maka dia akan kehilangan waktu untuk melakukan-Nya. Dengan demikian diketahui bahwa ayat yang berkenaan dengan pengertian syukur dalam ayat tersebut pada dasarnya adalah lafal yang berbunyi اراد شكورا Jadi arti syukur menurut al-Maragi adalah mensyukuri nikmat Tuhan-Nya dan berpikir tentang cipataan-Nya dengan mengingat limpahan karunia-Nya.Hal senada dikemukakan Ibn Katsir bahwa syukur adalah bersyukur dengan mengingat-Nya. Penafsiran senada dikemukakan Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd Rahman Abi Bakr al-Suyutiy dengan menambahkan bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat Rabb yang telah dilimpahkan-Nya pada waktu itu. Departemen Agama RI juga memaparkan demikian, bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat Allah dengan jalan mengingat-Nya dan memikirkan tentang ciptaan-Nya. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa syukur adalah bersyukur atas segala nikmat Tuhan-Nya dengan mengingat dan berpikir tentang ciptaan-Nya.

6.                  Sukses
Kesuksesan bukanlah terpenuhinya "keinginan", karena yang namanya keinginan tidak akan menggiring kita pada sesuatu yang sebenarnya, melainkan hanya fatamorgana kehidupan yang tidak ada habisnya, sementara usia semakin senja. Dari jauh kelihatan menyegarkan, setelah didekati ternyata tidak ada air di tempat itu. Dan ia melihat ada air lagi ditempat yang lebih jauh, setelah didekati ternyata air itu tidak ada lagi, dan begitulah seterusnya. Dalam praktik kehidupan dunia nyata, dapat diilustrasi seperti orang miskin. Ketika dia miskin maka dia ingin kaya, tetapi ketika dia sudah kaya, apakah dia sudah tidak perlu memiliki harapan untuk sukses lagi? ataukah sudah selesai hidupnya? tentu mereka akan menjawab belum, sebab orang miskin yang sudah menjadi kaya kana merasakan bahwa kekayaan yang telah diperolehnnya itu kini adalah hal yang biasa saja. Ia ingin lebih kaya lagi, dan ketiak dia menjadi super kaya, ternya dia memberikan jawaban yang sama, karena kekyaan bukanlah kesuksesan baginya, ia menginginkan kesuksesan lain yang lebih menjanjikan.

Kesuksesan adalah terpenuhinya "Kehendak" Sejati di dalam diri. Kehendak sejati itulah yang memberikan peran kepada kita. Peran itu diwujudkan dalam bentuk fitrah dan talenta.Fitrah adalah sifat-sifat ketuhanan yang diberikan kepadamanusia. Dengan sifat-sifat inilah manusia memiliki dorongan untuk berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya, meniru sifat Allah sehingga terbentuk tatanan yang penuh rahmatan lil alamin. Dorongan fitrah ini dimiliki semua orang. asal mau jujur untuk memahami dorongan dari dalam dirinya, maka setiap orang-kelompok-masyarakat-bangsa, tidak akan terjebak pada keinginan egoistik yang ditunggangi aktor antahonis; Iblis dan setan. Jika pada setiap orang terdapat fitrah yang sama, maka talenta berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang memiliki talenta sebagai ilmuwan, ada yang cenderung menjadi pedangang, artis, juru masak dan sebagainya dan seterusnya.
Gabungan antara fitrah dan talenta itulah yang membentuk peranmasing-masing orang. Sehingga siapa saja yang memahami talentanya dan menjalankan dengan mengikuti dorongan fitrahnya dan tidak terjebak pada keinginan yang ditunggangi aktor antagonis Iblis dan Setan, maka dia akan menjadi orang yang sukses. Misalnya; kalau dia menjadi seorang ilmuwan, maka karya-karyangan akan menjadi terobosan yang sangat mengagumkan dan menjadi jalan keluar bagi persoalan-persoalan kehidupannya dan orang-orang yang disekitarnya. Kalau dia menjadi pedangang, maka dia akan menjadi pedangan yang jujur dan baik, bukan hanya mencari keuntungan pribadi, seperti kapitalis dunia dewasa ini,yang keserakahannya telah menghancurkan perekonomian dunia, membawa korban kemiskinan sementara mereka tetap kaya raya.
7.                  Meraih Sukse dengan Do’a, Ikhtiar, Tawakkal dan Syukur
Merealisasikan Tawakkal
“Dalam merealisasikan tawakkal tidaklah menafikan melakukan usaha dengan melakukan berbagai sebab yang Allah Ta’ala tentukan. Mengambil sunnah ini sudah menjadi sunnatullah (ketetapan Allah yang mesti dijalankan). Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan usaha disertai dengan bertawakkal pada-Nya,” demikian penuturan Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah selanjutnya[10].

Jadi intinya, dari penjelasan beliau ini dalam merealisasikan tawakkal haruslah terpenuhi dua unsur:
  1. Bersandarnya hati pada Allah.
  2. Melakukan usaha.
Inilah cara merealisasikan tawakkal dengan benar. Tidak sebagaimana anggapan sebagian orang yang menyangka bahwa tawakkal hanyalah menyandarkan hati pada Allah, tanpa melakukan usaha atau melakukan usaha namun tidak maksimal. Tawakkal tidaklah demikian.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, “Usaha dengan anggota badan dalam melakukan sebab adalah suatu bentuk ketaatan pada Allah. Sedangkan bersandarnya hati pada Allah adalah termasuk keimanan.”

Tawakkal Haruslah dengan Usaha
Berikut di antara dalil yang menunjukkan bahwa tawakkal tidak mesti meninggalkan usaha, namun haruslah dengan melakukan usaha yang maksimal.

Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
“Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”

Al Munawi mengatakan, ”Burung itu pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali ketika sore dalam keadaan kenyang. Namun, usaha (sebab) itu bukanlah yang memberi rizki, yang memberi rizki adalah Allah Ta’ala. Hal ini menunjukkan bahwa tawakkal tidak harus meninggalkan usaha. Tawakkal haruslah dengan melakukan berbagai usaha yang akan membawa pada hasil yang diinginkan. Karena burung saja mendapatkan rizki dengan usaha. Sehingga hal ini menuntunkan pada kita untuk mencari rizki.”

Ibnu ‘Allan mengatakan bahwa As Suyuthi mengatakan, “Al Baihaqi mengatakan dalam Syu’abul Iman:

Hadits ini bukanlah dalil untuk duduk-duduk santai, enggan melakukan usaha untuk memperoleh rizki. Bahkan hadits ini merupakan dalil yang memerintahkan untuk mencari rizki karena burung tersebut pergi di pagi hari untuk mencari rizki. Jadi, yang dimaksudkan dengan hadits ini –wallahu a’lam-: Seandainya mereka bertawakkal pada Allah Ta’ala dengan pergi dan melakukan segala aktivitas dalam mengais rizki, kemudian melihat bahwa setiap kebaikan berada di tangan-Nya dan dari sisi-Nya, maka mereka akan memperoleh rizki tersebut sebagaimana burung yang pergi pagi hari dalam keadaan lapar, kemudian kembali dalam keadaan kenyang. Namun ingatlah bahwa mereka tidak hanya bersandar pada kekuatan, tubuh, dan usaha mereka saja, atau bahkan mendustakan yang telah ditakdirkan baginya. Karena ini semua adanya yang menyelisihi tawakkal.”

Imam Ahmad pernah ditanyakan mengenai seorang yang kerjaannya hanya duduk di rumah atau di masjid. Orang yang duduk-duduk tersebut pernah berkata, ”Aku tidak mengerjakan apa-apa. Rizkiku pasti akan datang sendiri.” Imam Ahmad lantas mengatakan, ”Orang ini sungguh bodoh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah bersabda,
إِنَّ اللَّه جَعَلَ رِزْقِي تَحْت ظِلّ رُمْحِي
”Allah menjadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku.”

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang”. Disebutkan dalam hadits ini bahwa burung tersebut pergi pada waktu pagi dan kembali pada waktu sore dalam rangka mencari rizki. Para sahabat pun berdagang. Mereka pun mengolah kurma. Yang patut dijadikan qudwah (teladan) adalah mereka (yaitu para sahabat).

Allah subhanahu wa ta’ala dalam beberapa ayat juga menyuruh kita agar tidak meninggalkan usaha sebagaimana firman-Nya,
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ

”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang.”
(QS. Al Anfaal: 60).

Juga firman-Nya,
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah.” (QS. Al Jumu’ah: 10). Dalam ayat-ayat ini terlihat jelas bahwa kita dituntut untuk melakukan usaha.

Daftar Pustaka
Abdul Aziz bin Muhammad Drs, Abd. Lathif, “ Pelajatran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan”, Jakarta: Darul Haq, 1998. 

Abdul Halim Mahmud, Terapi Dengan Dzikir Mengusir Kegelisahan & Merengkuh Ketenangan Jiwa, Misykat. Jakarta: Mizan Publika, 2004.

Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji, At-Tawakkal Alallah Ta’al , Jakarta : PT Darul Falah, 2006
Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, Beirut, Dar al-Firk, t.th.
Al-Dimasyqi, Abu al-Fida Ismail Ibn Katsir al-Quraisyi, Tafsir Alquran al-Azim, Kairo, Dar al-Hadis, 1414 H/1993 M.
Al-Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir Arab – Indonesia, Surabaya, Pustaka Progesif, 1984.
Asghari, Basri Iba, Solusi Alquran – Problematika Sosial, politik, dan Budaya, Jakarta, Rinekea Cipta, 1994.
Departemen Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, Jakarta, Ferlia Citra Utama, 1996/1997.
 Labib Mz, Rahasia Kehidupan Orang Sufi, Memahami Ajaran Thoriqot & Tashowwuf Surabaya: Bintang Usaha Jaya

M. Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid, Analisa Zikir dan Doa, Jakarta: Pinbuk Press, 2004

Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy. “Seajarah Dan Pengantar Ilmu Tauhid atau Kalam”, Jakarta: Bulan Bintang, 1972.







Designed by
Blog Need Money | Distributed Deluxe Templates