Kemarin pada tanggal 2 mei 2014, pada awalnya sih kuliah seperti hari-hari biasa dan hari itu ditutup dengan eksekusi ulang tahunnya icha, temen satu kelas matematika B di kampus saya, setelah itu seharusnya masih ada kuliah lagi sih, yaitu kuliah khusus peningkatan pengembangan bahasa inggris, tetapi anak anak neraka(sekumpulan) pada ikut Raker HMJ matematika, dan saya diundang sebagai tamu angkatan 2012, dan dengan sangat senang hati saya tidak mengikuti kelas ppbi dan melenggang ke raker.
Karena sumpek belajar seharian. walaupun saya diundang saya tidak langsung berangkat, kualihkan pemikiranku dulu ke hal-hal yang lebih tidak penting, padahal ppbi seharusnya masuk jam 1/2 4 sore tetapi pada jam yang sama saya langsung berangkat ps-an sembari menunggu adzan maghrib, yang pada saat itu saya tidak puasa rajab, cuma ingin menenangkan pikiran ini, enak kalo di rumah, PSnya disediain kalo disini harus ngerental.
Setelah adzan maghrib berkumandang langsung saja saya hentikan game saya dan langsung menyetor absen ke ilahi, selaku kewajiban saya sebagai muslim.
Setelah itu barulah saya mencari informasi tentang waktu dan tempat Raker, sambil mencari informasi, saya istirahat di pinggiran taman sambil menunggu balasan teman teman neraka. dan pada saat itu datang bapak-bapak yang memakai baju putih bergaris dengan celana praktikum langsung duduk di samping saya.
Pada saat itu sambil terbata bata saya menyapanya, karena itulah unggah ungguhnya orang jawa, tanya tentang alamat, tentang istri, dan tentang anaknya.
S= Saya, B= Bapaknya
S "koq sendirian bapak??"
B " iya ini baru pulang kerja"
S "lho kerjanya dimana bapak"
B " deket sini koq mas"
sambil mengeluarkan sekotak berisi rokok "g*dang gar*m" saya dan bapak itu melanjutkan pembicaraan
B "rokok mas"
S "iya bapak" dengan tidak ragu" saya ambil satu dan menyalakannya (seorang GRAFIK merokok??)
B "lha mas sendiri koq sendirian"
S "iya ini bapak lagi cari info, mau ke acaranya anak" bem"
B "mas koq kelihatan lelah sih,?"
S "biasa bapak"
B "ah mas jangan disembunyiin gitu, saya tahu mas sedang kesusahan"
dalam hati "mataku bisa ditebak oleh bapak ini???"
S "hehe, ini masih banyak permasalahan emang bapak"
B "kenapa qmu bermasalah seharusnya mas sendiri tahu saya yang lebih bermasalah daripada mas, saya harus menanggung ini itu dan banyak lainnya, semuanya ada di pundak saya ini dan saya lebih tidak memikirkannya daripada memikirkannya"
S "tapi bapak seiring dengan masalah ini saya juga menanggung banyak hal di pundak ini, semuanya tentang kelancaran hidup orang di sekitar saya dan masa depan saya"
B "kamu terlalu polos mas" sambil memetikkan rokoknya membuang sisa pembakaran rokoknya
bukan gambar aslinya |
S "maksud bapak" (baru dua orang yang mengatakan aku polos -_-)
B "jalanmu terbiasa lurus, dan ketika kamu berjalan berkelok pasti mas ini tidak akan sanggup"
S " inshaAllah saya sanggup pak, sudah sampai sejauh ini"
B "itu khan,"
S "hmmm"
B "gini mas, hidup itu bla..bla..bla" (lupa karena panjang -_-)
sambil mengangguk angguk
B "Buat apa rendah hati kalau ga paham maksudnya, buat apa sabar kalau ga tahu hikmahnya, TAMAKLAHlah mas, SOMBONGlah sesuai dengan keinginanmu, mungkin dengan hal itu mas akan paham maksud dari perkataan bapak ini, karena kebusukan hati itu adalah prosesmu untuk menjadi seseorang yang seseorang, itulah kamu kelak, karena qmu ga akan tahu masa depan"
S "tapi khan bapak"
sambil menyautnya lagi
B "ikhlas iitu bolehtapi jangan TERLALU IKHLAS, dunia sudah berubah, ini di malang bukan seperti di kotamu tadi apa namanya, banyak perubahan yang harus mas adaptasi di sini, iya kalau jaman rosul pasti rosul juga akan menghargai orang-orang ikhlas seperti sampean, tapi ga semua orang itu paham karena banyaknya orang yang memakai TOPENG ikhlas"
sambil berpikir sejenak dan menikmati rokok G*dang Gar*m saya mulai berpikir, apakah saya harus gini gini gini.terkadang ada bisikan bahwa bapak ini sesat tapi kata-kata yang dikatakan emang benar.
B "mas pasti akan paham suatu saat nanti soalnya mas sudah sampe sejauh ini untuk mendalami ikhlas, sabar dan rendah hati. cobalah untuk sekali-kali melawan semua perbuatan baik mas, jadilah jahat sampai mas jatuh,"
sambil menghisap hisapan rokok yang terakhir bapak itu pamitan pulang dan saya masih termenung oleh kata" anehnya, "bapak ini bijak setelah semuanya terjadi"pikirku. sambil termenung merenungkan semuanya ada sms dan pada saat itu juga saya langsung berangkat Raker.
Bapaknya namanya siapa juga lupa saya -_-
0 komentar:
Posting Komentar